.... , Sabtu kemarin, 30 Juni, salah satu sahabat melangsungkan lamaran. Dia dilamar oleh seorang laki-laki yang baik, yang juga sahabat, yang sudah dipacarinya selama lebih dari 3 tahun. Sedih rasanya gak bisa hadir karena sebuah keegoisan hati terpaut keadaan. Di salah satu moment terbaik dalam hidupnya, gue gak ada. Kadang berpikir, "teman macam apa gue?" Beberapa sahabat lain juga mengeluhkan kekecewaannya atas ketidakhadiran gue, meskipun mereka selalu berusaha mengerti apa yang menjadi kendala dan kesulitan gue sampai gak bisa hadir waktu itu.
Ini kali kedua gue mengecewakan sahabat, setelah sebelumnya gue selalu menghilang dari radar seorang sahabat yang sudah seperti kakak, di beberapa moment terbaik dalam hidupnya. Demi sebuah ego dan kepentingan seseorang, atau ego diri sendiri yang membuncah begitu saja, gue bertindak menjadi manusia arogan yang gak berperasaan.
Kemudian mengisi hari-hari gue dengan penyesalan atas tindakan itu. Dan gak tahu harus bagaimana menebus segala kesalahan itu. Tapi mereka selalu ada disaat-saat tersulit gue, memeluk gue saat gue sedih, menangis untuk gue saat gue sakit. Terus menerus seperti itu. Rasanya seperti memanjakan rasa sakit untuk hal yang salah, menyiksa batin juga lama-lama. Padahal mereka selalu ada, selalu siap ketika gue sudah berkaca-kaca menahan.
Bulan ini, salah satu sahabat pulang dari rantauannya di negeri orang. Semoga gue bisa menghabiskan waktu yang pernah gue buang sia-sia untuk mengesampingkan dia, untuk menebus semua waktu yang pernah terlewati. Semoga gue gak membetahi diri gue dengan terus menerus jadi orang bodoh. Sahabat juga keluarga, yang gue pilih untuk membantu gue tumbuh dan berkembang menjadi manusia sempurna.
Semoga gue masih punya cukup waktu untuk itu.
Selamat datang Juli, be nice for us. :)
No comments:
Post a Comment