Aku sudah membayar lunas rinduku melalui sebungkus asap;
Hari ini.
Kepulan-kepulan asap mengalir manja dari bibirku.
Ruang ini jadi riuh. Terbatuk mengecamku.
Sebab membuatnya semakin sempit lagi.
Asbak itu penuh putung-putung filter yang hancur teremas;
Bersama potongan-potongan kenangan tentangmu yang turut
diantaranya.
Lantai ini berserak abu;
Menghujani nelangsaku.
Disela-sela jemariku, tersisa satu yang utuh.
Yang siap ku hangatkan; agar baranya turut meresapi pedihku.
Namun rasanya percuma aku membayar;
Sebab kau masih saja berhutang : sejumlah rindu yang
tertahan;
yang menghantui nuraniku.
No comments:
Post a Comment