.... , Teringat peristiwa beberapa hari lalu, pas anak tertua mama ngajak ketemuan. Awalnya gue ragu untuk bertemu, karena itu rasanya seperti membuka celah-celah lama untuk merasakan kerinduan lagi sama mama. Hal yang lumayan gue hindari. Tapi akhirnya gue berpikir, gak ada salahnya kenal sama adik sendiri. Jadilah kita ketemu. Udah paling bener banget gaya gue yang serabutan pas ketemuan sampe-sampe gak dikenalin sama adik sendiri.
Setelah ketemu, pertanyaan demi pertanyaan keluar dengan polosnya dari mulut dia. Yang membuat gue harus selalu ketawa dan senyum saking mirisnya. Hingga keluar pernyataan, "Kaka ternyata berbanding 180 derajat sama mama. Mama feminim, kaka engga." Dilanjutkan dengan pernyataan berikutnya, "Seneng rasanya tau, kalo aku punya kaka yang cantik. Kandung lagi." Rasanya kaya disamber halilintar. Antara lucu, seneng dan sedih pas denger dia ngomong gitu. Dianggap sebagai keluarga aja rasanya udah menyenangkan banget, sekarang gue dianggap jadi panutan. Tuhan memang luar biasa. Dulu gue selalu sedih karena sendirian dan gak punya saudara; lalu Tuhan juga mengambil papa; dan gue merasa semakin sendiri. Lalu tiba-tiba Dia mendatangkan teman untuk gue, berbagi, setidaknya supaya gue gak merasa sendirian dan punya tujuan hidup lagi. Meskipun awalnya gue sendiri juga sulit menerima semua kenyataan yang datang dan pergi semaunya, tapi sepertinya gue mulai suka dengan panggilan kaka, lengkap dengan tanggung jawabnya.
Hampir terbawa suasana sendiri pas dikasih unjuk foto-foto mama sama dia. Belum lagi cerita-cerita dia tentang mama dan keluarganya. Tapi dia, dan gue tahu; mama itu perempuan kuat. Itulah kenapa kita selalu mencintainya. Mungkin saat ini, dan entah sampai kapan, gue gak bisa muncul dihadapan mama dan berbakti selayaknya anak pada orangtuanya.
Maybe I hate you, as much as I love you, Mom. So much. But Someday, I will make you proud of me.. :)
No comments:
Post a Comment