.... ,
Aku tak akan pernah menyata dalam hidupmu
Layaknya asbak;
Menampung semua resah nyatamu.
Tempat sampah termulia yang selalu disisimu
Menemanimu, saat tawamu membuncah,
Saat laramu renyah.
Tak jarang akulah tempat amarahmu bersarang; dan aku tetap setia.
Setiap gesekan sisa putung yang kau gores,
Akulah saksi bisu yang paham betul,
Bagaimana segala transformasi hidupmu terajut satu demi satu.
Setiap luka dan senyumanmu, setiap bahagia dan air matamu.
Seperti itulah aku mencintaimu;
Seumpama asbak yang selalu siap menampung berpuluh-puluh sisa putung dari rokokmu,
Abu yang kau tumpuk sedikit demi sedikit hingga memenuhiku.
Berulang, dan selalu.
Untukmu.
No comments:
Post a Comment