.... , sampai kapanpun, sendal dan sepatu gak akan bisa dipakai bersamaan. berusaha cocok itu gak bisa ngoyo, apalagi maksa.
beberapa hari yang lalu gue pernah update di twitter: "ketika orang yang lo bela mati-matian gak peduli, ada 2 hal yang berkaitan: 1. lo gak pernah bilang ke dia; 2. lo membela orang yang salah." sebenernya status gue itu sifatnya universal, gak melulu masalah percintaan. gue cuma berpikir bagaimana hancurnya perasaan seseorang yang uda ngebelain lo mati-matian, dan lo cuma bilang "thanks" sebagai formalitas kesantunan. lebih dari nyesek.
sendal itu cuma perumpamaan pahit tentang sesuatu hal yang seharusnya tidak berjalan beriringan. gak mungkin kan lo keluar rumah dengan alas kaki yang berbeda. sebelah kiri sendal, sebelah kanan sepatu. kadang pas kita pakai sendal yang bersisian aja rasanya risih dan malu.. sama kaya gimana rasanya kalau lo dan orang yang lo bela mati-matian gak pernah satu paham tentang tujuan. hubungan kalian gak akan punya arah yang jelas. baik temen, pekerjaan, pacar dan keluarga.
cuma diri kita sendiri yang bisa bikin diri kita bahagia, kenapa harus menunggu orang lain membahagiakan?
cuma diri kita sendiri yang akan merasa sakit ketika terjadi kekecewaan akibat 'terlalu' dalam melakukan sesuatu, mengapa masih menyakiti diri sendiri?
berhentilah jadi orang bodoh yang menggunakan alas kaki yang berbeda. kita butuh alas kaki yang tepat dan nyaman untuk melangkah.. jika tidak muat, kebesaran, atau tidak nyaman, lepas! jangan dipaksakan..
sesuatu yang dipaksakan, akan selalu menyakitkan.. so, don't break up your heart..
No comments:
Post a Comment