.... , manusia itu munafik ya, kompleks banget. lo bisa baik-baik di depan orang, tapi dibelakangnya tetep ngomongin. kadang ngomongin yang baiknya, kadang ngomongin yang jelek. ya, tergantung suasana hati, atau tergantung apa yang habis kita lakukan sama orang yang bersangkutan. susah banget buat jadi fair, tetep berlaku sama pada saat berhadapan langsung, melalui sms, bbm, atau dibelakangnya. gak memanfaatkan penggunaan emo-emo yang sebenernya gampang bohong. misalnya ngasih tanda senyuman di wajah padahal waktu itu kita lagi nangis; atau seolah-olah kita mahluk yang paling tegar sedunia. bisa juga pasang status galau, padahal sebenernya engga; bisa juga sebaliknya. susah si buat jujur.. sama diri sendiri aja susah, apalagi sama orang lain...
bagaimana mungkin penilaian terhadap seseorang bisa diajukan secara subjektif/objektif gitu aja? gue seringkali gagal paham tentang bagaimana menilai seseorang. di mindset gue, gue akan selalu tersenyum dan diam saat pertama kali ketemu dan ngobrol sama seseorang yang baru gue kenal, bahkan mungkin ketika dalam hati gue udah bilang mahluk kaya apa dia. perihal dia baik/buruk, selama kegiatannya itu gak mengganggu gue, rasanya gue akan tetap berteman dengan dia. yang penting bisa saling jaga pertemanannya aja dan terbuka satu sama lain. gue bakal lebih respect sama orang yang bilang langsung ke gue ketika dia punya masalah sama gue. misalnya waktu gue lupa pake celana keluar rumah, dia bakal langsung bilang "ve, pake celana!" ; bukan orang yang malah ngomong sama orang lain, "si venta lupa pake celana, parah!" dan orang itu ngomong ke gue. hello, dunia itu sempit.. lo mau ngomong jauh-jauh sampe ke langit ke tujuh, gemanya bakal sampe dikuping gue.
penampilan, tindakan dan kata-kata itu gak pernah bisa jadi satu kesatuan yang mutlak. kalaupun ada, itu sangaaaat jarang, karena biasanya pasti hanya penyesuaian sama situasi aja. ketika lo ngeliat orang tattoan diseluruh badan dengan wajah seram, percayalah bahwa dia gak pernah seseram dugaan lo. dia cuma ingin terlihat seperti itu. sama kaya orang yang keliatannya agamis, lengkap dengan atribut-atribut keagamaan dan sarat akan pengetahuan tentang agama; lo gak bisa nilai dia gak pernah berbuat salah. dia tentu gak sesempurna itu dan dia berusaha menutupi ketidaksempurnaannya dengan memperdalam keyakinannya. atau ketika lo baca status galau di situs tertentu, percayalah bahwa sebenernya dia gak segalau itu. kenapa? karena gak ada orang yang lagi galau itu update status, gak logis! orang yang masih punya waktu untuk menshare kegiatannya dengan orang lain, kenyataannya dia gak sesibuk yang dia tulis di statusnya. kalau ada yang update status "macet banget" itu berarti dia dalam keadaan 'menikmati' kemacetannya dan ingin berbagi. akan jadi kontras dengan status "macet banget, sampe bisa update status padahal lagi nyetir" nah! dia gak sesibuk itu kan? jadi, jangan telen mentah-mentah apa yang lo baca, anggap aja hiburan.
sementara gue masih berkutat dengan penilaian objektif.. mungkin lo harus jadi psikolog dulu kali baru bisa punya ilmu kaya gitu. penilaian secara subjektif aja kadang masih salah, apalagi yang objektif? gue mungkin emang gak bakat untuk nilai orang baik-buruknya dan kayanya gue gak begitu peduli; selama apa yang dia perbuat dan baik buruknya gak merugikan gue. mungkin gue seperti para autism yang lebih nyaman sama dunianya sendiri, sehingga sekalipun dunia runtuh; gue bakal tetap hidup dengan dunia gue. hal-hal yang gak bisa gue pahami, kenapa manusia gak bisa berhenti berkomentar dan mulai belajar untuk menerima? susah? iya, susah. tapi gak ada salahnya dicoba.. idealisme gue tentang hubungan antar manusia kayanya masih cukup tinggi untuk bisa dibayar sama materi..
that's why i love being alone. cause they're always safe me.
dan ingatlah, lo gak sesempurna itu untuk bisa ngejudge seseorang berdasarkan penilaian-penilaian objektif/subjektif lo. sepenuhnya itu hak dan keputusan orang-orang yang bersangkutan. lo gak bisa nyuruh orang suka gula, kalau dia emang gak suka manis. lo gak bisa sembarangan komentar kalau lo gak pernah kenal, atau sok-sok kenal tentang seseorang. selama apapun lo kenal dengan seseorang, selalu ada sisi yang lo belum tahu. setiap orang selalu punya sisi hitam dalam hidupnya, demikian lo. ketika lo tau, berpikir saja kalau suatu saat nanti dia akan berubah. kalau berubah kearah yang baik, syukuri. kalau berubah kearah yang gak baik, jangan diikuti. lo bisa selalu mengingatkan, bukan mengarahkan. sekalipun apa yang lo katakan itu benar adanya, keputusan tetap bukan milik lo.
kenapa kita selalu berkaca tiap kali akan keluar rumah, setelah mandi, pada saat menyisir, atau mungkin sebelum tidur? kita hanya ingin memastikan bahwa kita masih terlihat sama, tidak ada bekas sabun, atau jerawat yang tau-tau muncul, atau apakah baju yang kita pakai sudah pas, dsb. kenapa kita gak pernah berkaca lebih jauh, menghentikan perbandingan dan berpikir untuk jadi lebih baik? selamanya lo bukan dia dan dia bukan lo.
cermin hati. jangan hanya berkaca apa yang kasat mata; berkacalah juga apa yang ada di dalam hati..
ketika lo punya cukup waktu untuk menilai seseorang, berhentilah. keluarkan kaca dari saku dan berkacalah sendiri, apa lo udah cukup layak untuk menilai orang lain..
so, let's face it.
bacaan yang wajib di baca untuk para tetangga khususnya ibu-ibu yang kurang kerjaan. sekian dan terima kasih.
ReplyDeleteIbarat orang betah pedes makan maicih, dikasih level 10pun gak mempan.. Gitu cun. Lo perlu lebih dari sekedar menyarankan membaca, atau memahami.. Kalo dari dalem dirinya masih batu, mesti nunggu ujan sebulan dulu baru bisa lumer. Muehehehe...
Delete