Thursday, March 22, 2012

P(Anggun)G

.... ,
Sandiwara adalah satu-satunya yang mengikat kita.
Sebagai kewajiban tunggal.
Kau berperan sebagai dia. Dan aku sebagai dirimu.
Kemudian bersama-sama kita memainkan sebuah drama tentang cinta.

Kisah klasik para pesohor masa lampau,
tentang kicau parau sepasang merpati; yang tak mampu saling terpisah,
meskipun jengah.

Aku menggapai ujung pinggangmu, merapatkan kedadaku.
Kemudian kita berlenggak lenggok bak pebalet profesional.
Tanpa suara. Tanpa kata.
Namun terikat mati oleh rasa, yang jelas tak bisa bicara.

Kita tidak saling bertatapan,
Namun mengerti: Peran ini hanya sementara. Hanya dipanggung sandiwara.
Dan aku dapat melihat harapan disudut matamu.
Kemudian menerka-nerka, apa aku turut serta?

Mana yang akan tertinggal lebih dulu? Lantai panggung; atau punggung kaki?
Yang pasti bukan hatiku.

Karena aku akan terus menjadi pemeran dalam sandiwara kita;
dengan.
Atau tanpamu.

No comments:

Post a Comment