Tuesday, March 06, 2012

Fourth words

.... , 
Hari ini hari kedua perkuliahan aktif dimulai dikampus. Bertemu kembali dengan kawan-kawan seperjuangan yang udah repot ngurusin skripsi dan tugas akhir. Kadang rasanya seperti tertinggal banyak. Gimana engga, kita masuk bareng, diawal semester sekelas bareng, tapi tiba-tiba dia udah nyusun tugas akhir dan menjelang sarjana, sementara gue masih plonga-plongo dikampus dan masih harus menyelesaikan banyak mata kuliah yang tertinggal. Penyesalan kembali datang, ya, kemana aja gue selama ini? Gagal paham. Ketika kami berpisah dulu dengan idealisme kami masing-masing; ada yang memilih berkarya dalam ranah politik yang belum tuntas kami lahap dibangku perkuliahan, menjadi aktivis yang super sibuk menggenjot pemerintahan dengan kritikan dan demonstrasi; ada yang memilih berkarir, mengumpulkan pundi-pundi dan mulai melupakan gelar kesarjanaan yang dulu diimpikan; ada yang memutuskan ditengah jalan, pindah kampus dan masing-masing idealisme kami tentang hidup yang perlahan berubah seiring dengan usia dan waktu. Bertemu kembali dengan kawan-kawan lama rasanya seperti awal masuk kuliah dulu, dimana kami masih sama-sama mencari tahu, berkelompok, saling melindungi (terutama ketika menghadapi absensi), dan waktu semangat sosialis kami masih sangat tinggi: mengumpulkan dana untuk korban bencana, konkow dikampus hingga larut, bercengkrama dan saling sharing, menjunjung tinggi asas "Lo makan, gue makan." dan mengesampingkan kehedonisan kami demi sebuah kebersamaan. Gue rindu masa-masa itu, masa dimana semangat masuk kelas itu nomor satu, ke kampus diatas segalanya.

Dan waktu terus berjalan, ada yang berlari dan ada yang berjalan santai. itulah sebabnya kami tak lagi bersama. Tidak lagi satu visi dan misi. Hedonisme mengalahkan segalanya. Gak ada lagi yang saling peduli dengan apa yang terjadi dengan temannya, semua mengurusi diri masing-masing. Ya, pasti memang ada saat seperti ini dalam sebuah pertemanan, siap atau tidak siap. akan ada saat-saat sendiri, memikirkan kepentingan diri sendiri, dan berjalan sendirian. Oleh karena itulah sangat penting untuk tidak bergantung pada orang lain dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Ya, memang gak ada yang lebih mengerti dan mampu memahami apa yang kita mampu selain diri sendiri.

Keterlambatan gue mengambil tugas akhir menjadikan gue sedikit banyak menyesali waktu-waktu yang udah gue sia-siakan untuk bermain-main dan menganggap enteng banyak hal. Namun dari situ gue belajar untuk berlari mengejar ketinggalan mereka, walaupun sulit memang. jangan lupa, di dunia ini, bukan orang yang pintar yang akan memenangkan kompetisi, tetapi orang yang rajin. Rajin memperkaya dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan baru, pengalaman baru, sharing dan menemukan solusi-solusi, menciptakan terobosan dan rajin bersyukur. Percuma lo pintar kalau gak rajin, lo akan kalah telak sama orang yang rajin; sebab lama kelamaan lo akan jadi bodoh karena gak mengasah kepintaran lo. Banyak orang pintar yang gagal dilapangan dengan orang yang rajin. Percuma bilang, "gue bukan gak pintar, gue cuma gak rajin." itu sebenernya sama kaya lagi ngasih tau kekalahan lo ke orang-orang. Karenanya, teruslah belajar. Hidup untuk belajar, dan belajar untuk hidup. Jangan lupa untuk menyelesaikan apa yang lo mulai, dan belajar bertanggung jawab dengan kehidupan lo sendiri. Gue udah pernah bahas, Lo bukan sedang mencari siapa diri lo, tapi lo sedang membentuk siapa diri lo. Apa lo cukup layak diperhitungkan sebagai seseorang yang pantas? dalam hal apa saja.

Jangan cuma pintar, jadilah rajin. Dan lo akan menguasai banyak. Lakukanlah apa yang lo tahu, dan Allah akan memberitahu apa yang lo tidak tahu... 

No comments:

Post a Comment