Tuesday, March 13, 2012

En(Joy)Ing

.... , 
Perbincangan bbm suatu hari:
A: "Apa inti dari hidup? Bingung, kenapa banyak yang mengeluh tentang hidup, tapi kenapa pada takut buat mati. Heran."
B: "Karena mereka mencari,  dan mereka takut kalo mereka masih belum menemukan apa yang mereka cari ketika mereka mati."
A: "Mencari apa?"
B: "mencari apa yang sebenernya mereka cari dalam hidup mereka."
A: "Hmm, terus kenapa gak terus mencari tanpa harus mengeluh?"
B: "Karena mereka gak pernah mau berhenti di satu titik dan masih terus mencari. Padahal mungkin aja mereka udah melewati apa yang mereka cari, tapi dilewati gitu aja. Mungkin yang dicari senyawa kesempurnaan. Manusia kan gak pernah puas."
A: "Rakus maksudnya? Musuh kita itu sebetulnya diri sendiri yah? setuju gak?"
B: "Setuju." 
A: "Heran aja kenapa manusia itu berlomba-lomba untuk hal yang semu.. Yang kadang mereka tahu itu gak sesuai sama buku PKN dan Agama kelas 1 SD, tapi mereka terlihat menikmati ketidak terpujian-nya."
A: "Aku suka sama batas. Ada saatnya dan waktunya, sehingga semua itu bisa disyukuri dan dinikmati kan?"
A: "Intinya jangan terpancing, kesenangan itu bukan tentang mencari, tapi menikmati. Betul gak?"
---
Bukankah si A sedang mengeluh sebagai manusia karena tingkah laku manusia lain? Kita semua pasti pernah mengeluh. Terutama ketika semuanya tidak berjalan sesuai keinginan kita. Sulit buat gak mengeluh. Tapi perbincangan singkat itu terasa benar buat gue, memang kadang kita gak bisa menguasai diri sendiri untuk bisa menerima apa yang terjadi. Hidup memang selalu tentang menerima, bukan?  Hidup bukan tentang mencari, sebab mencari tidak pernah ada kata berhenti. Hidup itu tentang menjadikan, sebab kita hanya akan puas dengan sesuatu yang berasal dari tangan kita. Kenapa orang-orang bekerja keras dan menabung demi sebuah rumah, mobil dan kehidupan nyaman? Karena mereka menjadikan sesuatu yang mereka peroleh dari kerja keras itu untuk kenyamanan. Passion. Ada yang hidup mengejar kekayaan, sekalipun ia sudah memperoleh setengah duniapun, pasti selalu ada rasa gak puas dalam dirinya. Ia mencari, tidak membuat. Ia mencari apa makna hidupnya. Ia berpikir bahwa dengan memiliki segalanya ia akan bahagia. Kenyataannya tidak selalu begitu. Ia membiarkan dirinya terperangkap dan diperbudak harta - yang toh gak akan dibawa mati - semu. Kebahagiaan seperti apa yang kita cari? Kenapa kita sibuk mencari kebahagiaan, padahal kita selalu bisa membuatnya. Ya, kebahagiaan itu sebenarnya selalu ada didekat kita. Namun kadang kita terlalu sibuk mencari, sampai kita gak sadar kita sudah memiliki kebahagiaan itu.

Menikmati. Kita selalu menikmati hasil dari yang kita kerjakan. Ketika gue mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, gue akan menikmati nilai bagus di KHS. Atau ketika gue ujan-ujanan, gue akan menikmati dingin dari pakaian yang basah. Gue selalu bilang, "dinikmati aja" sebagai penghiburan atas diri sendiri ketika ada hal yang mengecewakan. Menikmati itupun susah, sebab kadang gak setiap momen bisa kita nikmati gitu aja tanpa mengeluh. Menerima dan menikmati. Kita pasti selalu bisa menerima ketika menikmati, tapi belum tentu kita bisa menikmati ketika menerima. Jangan lupa bahwa selalu ada istilah terpaksa dalam hidup. Dan terkadang istilah itu menjadi pembatas tinggi yang membuat dahi mengkerut kencang ketika harus menerima dan menikmati.

Daripada sibuk mencari apa yang kita cari sesungguhnya dalam hidup dan menghabiskan waktu untuk tetap mencari, lebih baik kita membuat bagaimana hidup kita bermakna. Belajar menerima, kemudian menikmati. Memang gak segampang teorinya, tetapi cukup pantas untuk dicoba. Ibarat mendapatkan kotak kue (berkatan) dengan tulisan "selamat menikmati", kita gaktau apa isinya kalo gak dibuka, dan kita gaktau apa rasanya kalo gak dicoba. Kadang kita tertipu sama bentuk kue yang menggiurkan, namun rasanya gak enak. Atau kadang kita meremehkan kue yang bentuknya gak jelas, dan gakmau mencobanya padahal belum tentu rasanya gak enak. Hidup seperti itu. Kita gaktau apa yang akan terjadi, apa sesuai dengan apa yang kita harapkan, atau diluar ekspetasi kita. Nikmati aja, apapun itu.. :)

No comments:

Post a Comment