Thursday, March 22, 2012

Chili

.... , "Pacaran itu kayak makan cabe. Awalnya gigit sedikit; pedes. Penasaran, gigit lebih banyak. Semakin banyak yang digigit semakin bikin penasaran sepedes apa selanjutnya. Sampai kemudian cabenya itu habis. Dan ketika gigit cabe dari ujung yang kecil lagi, hambar." Ya, menjalin hubungan itu persis kayak makan cabe. Pedes. Tapi kita suka sensasinya. Semakin pedes malah akan semakin tertantang untuk menggigit lagi dan lagi, sampai kita gak sadar... kalau kita udah melampaui batas kemampuan perut kita untuk menampung rasa pedasnya.

Kita akan membahas sedikit lebih intim tentang konteks hubungan relationshit perempuan dan laki-laki. Ketika lo menjalin hubungan dengan seseorang, lo gak bisa memungkiri bahwa ada hasrat dari diri lo yang secara alamiah keluar saat lo berdekatan atau bersentuhan fisik dengan pasangan lo. Dan secara alamiah pula, akan mengalir begitu aja, menguasai pikiran dan mulai terbawa suasana. Nah, yang kayak gitu ibarat makan cabe, mula-mula ujungnya. Terus, terus, terus dan kemudian keterusan. Kepedesan. Kebablasan.

Kadang kita emang sering kebawa arus dan suasana, yang meskipun gak mendukung akan selalu dipaksakan untuk mendukung. Kadang juga kita suka membiarkan perasaan dan hasrat memenuhi diri kita, sampai kita lupa diri. Kadang malah sebenernya kita sadar, cuma kita lebih memilih membiarkannya dan menikmatinya. Ya, rasa penasaran memang kadang membunuh kog. Kita udah tau cabe itu pedes, bisa bikin perut sakit, tapi tetap aja kita makan. Kadang sampai habis. Nagih. Trus lama-lama bosan sama pedasnya. Coba lagi cabe jenis lain, sambel dan olahan makanan pedas jenis lain. Terus akan jadi kebiasaan.

Makanan kesukaan, yang dimakan berkali-kalipun lama-lama akan membosankan kan? Itu juga yang akan terjadi kalau kita udah 'mencicipi' sekali, dan selalu dipenuhi perasaan ingin tahu rasa yang lain. Pada dasarnyapun manusia itu memang gak pernah puas, kan. Apalagi menyangkut hasrat manusiawi. Sama kayak rokok. Semua orang pasti tau rokok itu gak sehat buat tubuh, tapi tetep aja merokok kan. Persis. Kita semua tau bahayanya, tapi kadang kita ignored cuma buat mendapatkan kesenangan, yang harusnya bisa kita bayar lunas kalau udah menikah nanti.

Masalah kesenangan sih, individual. Namun selama masih bisa mengendalikan diri, kenapa gak mencari kesenangan yang lebih sehat? Gue emang gak seperfect itu sih, tapi kalau sejauh ini lo bisa mengendalikan diri lo, kenapa harus berhenti disatu langkah yang bisa jadi merusak segalanya? Semua itu kembali lagi kepada diri lo masing-masing untuk belajar mengendalikan rasa penasaran lo yang kadang suka gak wajar itu..

Jadi, kalau tau cabe itu pedes.. Sedikit aja makannya. Gak perlu buru-buru. Seharusnya, semua itu tepat di waktunya. Seharusnya.. 

No comments:

Post a Comment