.... , dan gue jadi sedikit terinspirasi akibat memar-memar ditubuh gue. Ternyata, inspirasi memang lebih banyak hadir dari rasa sakit..
----
Ujung Ngilu
----
Luka berdengung. Nyut. Nyut. Nyut.
Ngilu sampai keulu hati. Menjadi bekas. Nyata.
Hati berdengung. Nyut. Nyut. Nyut.
Sakit sampai ke ujung mata. Menjadi air mata. Utopia.
Kau hadir tanpa keseimbangan, membuat sesuatu yang seharusnya seimbang menjadi ringkih.
Berikutnya kau hadir meninggalkan kebiasaan, membuat sesuatu yang ringkih semakin tersisih.
Di tiap hadirmu, hati berdengung.
Di sela pergimu, luka ganti menguasai.
Seterusnya. Seperti lingkaran kematian yang tak pernah mati.
Lantas apa bedanya ada dan tiada dirimu?
Dengungan itu akan tetap ada. Seperti nyamuk yang tanpa sengaja terperangkap masuk kelubang telinga, dan berusaha keluar. Lama kelamaan akan mati. Kehabisan udara. Dan tenaga.
Demikian aku. Dan perasaan kita.
Mungkin kau lupa, kalau perasaan juga punya rasa didalamnya. Per-an hanya sepasang kita yang memainkannya. Tanpa kita, tak ada lagi rasa.
Ditiap memar luka goresan berikutnya, kupastikan, namamu akan terukir disana. Sebagai trademaker sejati dari penemu sebuah kematian: karena terlalu mencinta.
No comments:
Post a Comment