.... , Hari ini gue harus bersyukur karena diperingatkan untuk hati-hati. Siang tadi, gue jatuh dari motor dan membahayakan nyawa tante dan sepupu gue yang gue bonceng. Nyeselnya gak selesai-selesai sampai sekarang. Mungkin gue akan lebih ikhlas kalau cuma gue yang jatoh, jadi gue gak akan menyesal karena udah membahayakan nyawa orang-orang dekat gue. Luka yang gue alami karena keteledoran gue, akan lebih berarti banyak dibandingkan harus melihat orang lain mengalami luka yang sama akibat keteledoran gue.
Ceritanya bermula dari keseharian gue sebagai ojek yang siap sedia mengantar kemanapun kalau sedang dirumah. Dan hari ini adalah jadwal untuk berkunjung ke makam papa. Karena kita merencanakan untuk konvoi motor bersama-sama, jadilah gue berangkat dari rumah dengan 2 motor untuk menuju rumah om gue yang lain dan berangkat bersama dari sana. Satu dikendarai om gue, dan satu lagi dikendarai oleh gue (seharusnya) tapi tante gue memutuskan untuk menempatkan gue sebagai boncengannya. Sepanjang perjalanan kerumah om gue yang lain, tante gue yang biasanya cukup lihai itu keliatan kikuk. Tapi gue gak banyak berpikir. Gue anggap mungkin dia lagi kecapean aja kali. Jalannya tersendat-sendat persis kaya motor mau kehabisan bensin. Setibanya dirumah om gue yang satunya, ternyata motor yang gue tumpangi dengan tante gue itu ngebul, terpaksa gak bisa dibawa untuk melanjutkan perjalanan. Dengan tujuan awal kita yang juga memang ingin mengembalikan motor papa ke istrinya, akhirnya gue harus membonceng karena jumlah kendaraan kurang. Jadilah gue membonceng tante gue yang lain dan sepupu gue. Sepanjang perjalanan rasanya biasa, gak ada yang aneh. Melewati kemacetanpun juga biasa. Sampai tiba-tiba setelah melewati rel di stasiun Jombang, mendadak gue kehilangan keseimbangan dan jatuh! kearah kanan, dan berhasil menyebabkan sisi luar knalpot penyok menghantam aspal; tante dan sepupu gue memar dan motor lecet.
Entah apa yang sedang gue pikirkan waktu itu sampai mendadak gue bisa kehilangan keseimbangan. Mungkin Tuhan sedang memberitahu gue bahwa gue harus lebih hati-hati lagi. Dan caranya harus dengan membuat gue menyesal karena menyebabkan tante dan sepupu gue memar-memar. Gue sampai lupa kalau ternyata kaki gue juga memar akibat kejadian itu. Bersyukurlah gue, karena Tuhan masih sayang sama gue.. Dia masih melindungi gue dan cuma memberi memar. Gue gakmau ngebayangin hal yang lebih dari yang gue alami tadi. Untungnya gue jatuh ke kanan, karena kalau gue jatuh ke kiri, gue akan menghantam jejeran besi yang jadi palang pembatas di sekitar rel. Untungnya sedang dalam keadaan macet, karena kalau jalanan lancar, gue mungkin sudah ditabrak kendaraan lain.
Tuhan memang selalu punya cara yang menarik untuk mengingatkan Umat-Nya. Bersyukurlah. :"
No comments:
Post a Comment