.... ,
Berperang dengan lampu-lampu jalanan,
mematung manja.
Terperangkap kenangan-kenangan masa lalu yang berpendar; kemudian meredup perlahan.
Aku mengisi sepi dengan sepi; dan tak pernah penuh.
Bergerilya dalam pekat.
Gelap.
Aku membungkus semua resah menjadi satu, dalam setiap batang. Satu. Demi satu; dan tak pernah selesai.
Lelah mulai tak terasa. Raga hampir tak bernyawa.
Hanya diam memenuhi.
Kemudian aku, menenggelamkan diri dalam ketidakpastian.
Berharap nyaman ini tak pernah berakhir.
Saturday, March 31, 2012
Wednesday, March 28, 2012
Mis(Sed)
.... ,
Kesenjangan diantara gelas-gelas kaca.
Buih-buih putih digelasmu mulai memudar terbakar resah, tak lekas terseruput dan menimbulkan hangat di dada.
Sementara kau tak berhenti menuang; dan terus menuang. Luber tersia-sia.
Ruang ini jadi saksi,
Berbotol-botol bir mengalir begitu saja.
Berharaplah ia menari bertelanjang kaki dilantai dansa. Agar terpeleset menjengkang, kemudian timbul kesempatan untuk berkenalan.
Kemudian kau akan menawarinya segelas, dan turut serta menikmati rasa dari ujung bibirnya. Terus begitu.
Ruang ini kembali jadi saksi,
Bergelas-gelas bir kau nikmati melalui kulumannya.
Dan kau mengutuki pagi.
Sebab kau ingin malam tetap ada, untuk tetap bersamanya.
Menikmati segelas.
dua gelas.
tiga.
empat.
lima. enam. tujuh gelas. Tak ada lagi buih.
kemudian tersenyum bersama-sama. Melupakan segalanya..
Kesenjangan diantara gelas-gelas kaca.
Buih-buih putih digelasmu mulai memudar terbakar resah, tak lekas terseruput dan menimbulkan hangat di dada.
Sementara kau tak berhenti menuang; dan terus menuang. Luber tersia-sia.
Ruang ini jadi saksi,
Berbotol-botol bir mengalir begitu saja.
Berharaplah ia menari bertelanjang kaki dilantai dansa. Agar terpeleset menjengkang, kemudian timbul kesempatan untuk berkenalan.
Kemudian kau akan menawarinya segelas, dan turut serta menikmati rasa dari ujung bibirnya. Terus begitu.
Ruang ini kembali jadi saksi,
Bergelas-gelas bir kau nikmati melalui kulumannya.
Dan kau mengutuki pagi.
Sebab kau ingin malam tetap ada, untuk tetap bersamanya.
Menikmati segelas.
dua gelas.
tiga.
empat.
lima. enam. tujuh gelas. Tak ada lagi buih.
kemudian tersenyum bersama-sama. Melupakan segalanya..
Saturday, March 24, 2012
Eyes
.... ,
Matamu adalah hulu sungai hatiku, darinya mengalir segala sumber kehidupan. Sesederhana aku bahagia saat menatapmu: Tenang, jauh dari riuh dunia.
Matamu adalah jurang air terjun, darinya mengalir luapan emosi paling deras yang tak pernah terucap melalui kata. Sesederhana aku terluka saat menatapmu: Penuh dengan luka.
Matamu juga adalah barisan kata-kata, darinya mengalir segala makna yang tersirat. Sesederhana aku mengerti ketika menatapmu: Sedang menatap pilu seseorang disebrang sana.
Melalui matamu, aku belajar bahwa hidup tak sesempurna harapku. Dari matamu, aku belajar kejujuran. Pelangi yang kerap kau sungging diujung bibirmu, semata kamuflase saat kutatap kesedihan bersemayam lekat dimatamu.
Melalui matamu, aku melihat pancaran diam yang sempurna. Bagaimana sepasang mata mampu memperlihatkan seluruh rasa yang berbinar, dari sebuah cinta yang tertahan. Ya, tatapanmu selalu berlabuh dihatinya. Dan karena itulah, aku mencintaimu.
Melalui matamu, aku lekat dalam harap. Cemas-cemas menunggu senyuman hadir disana. Sesungging nyata. Aku mencandu tawamu dalam sebuah tatapan mata. Dari matamu, aku menemukan matahari terbit, dan berharap ia tak perlu terbenam agar aku tetap hangat didalamnya.
Melalui matamu, aku jatuh cinta. Turun kehati, lurus dan tepat mengena diulunya. Kemudian bersungut-sungut, sebab tak mampu memilikimu.
MeTime
.... , Me Time. Salah seorang pakar pernah mengatakan, sesibuk apapun seseorang; ia tetap membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri. Kadang kita terlalu larut dalam suatu kegiatan atau permasalahan, sehingga lupa bahwa diri kita butuh waktu untuk sekedar berelaksasi dan rehat sejenak dari rutinitas.
Kadang saat kita mengerjakan sesuatu dengan serius atau sedang dilanda permasalahan yang cukup berat, kita membiarkan pikiran kita terfokus pada satu hal tersebut dan kadang membiarkan diri kita tidak terurus dan terlihat berantakan. Kadang kita rela lembur berjam-jam untuk mengerjakan pekerjaan kantor dirumah, atau mengerjakan tugas kampus dan mengurangi waktu tidur kita. Alhasil, paginya kita bangun dalam keadaan tidak fresh, kantung mata menghitam, pikiran yang semrawut dan emosi menjadi tidak stabil. Kita terlalu serius sehingga tidak memperhatikan hal-hal kecil yang seharusnya mampu menjadi pengembali mood yang baik.
Gue seringkali menghabiskan waktu menjelang tidur sebagai Me Time. Sekedar mendengarkan musik kesukaan, bersenandung kecil sambil bebenah kamar. Atau menyeduh teh hangat sambil duduk diberanda kamar, menatap pemandangan langit malam dan lampu-lampu apartemen. Kadang keliling ke suatu mall/pusat perbelanjaan dan window shopping. Atau sekedar duduk sendiri di kantin kampus dan menikmati iced coffee saat siang/sore hari. Kapanpun disaat senggang, gue berusaha menikmati Me Time dan merecharge diri gue untuk beraktifitas kembali nantinya.
Tiap orang punya cara masing-masing menikmati Me Time-nya. Bahkan saat menulis seperti ini gue sedang menikmati waktu gue, dimana pikiran bisa bermain bebas tanpa terikat suatu alasan dan tujuan. Saat membaca, gue bisa berimajinasi sekehendak hati. Leyeh-leyehan dan gak berbuat apa-apa, membiarkan waktu mengalir dengan sia-sia. Ada pula orang yang senang menghabiskan waktu untuk berolahraga, wisata kuliner, nonton film, belanja, kumpul keluarga, liburan keluar kota, dan sebagainya. Segala hal yang kita lakukan saat menikmati Me Time semata-mata untuk mengembalikan mood kita yang mungkin sudah kusut karena rutinitas sehari-hari.
Jadi, manfaatkan Me Time kita semaksimal mungkin.. :)
Sixth Words
.... , Count accident as one of my hobbies from now. Belum selesai memar bekas jatuh kemarin.. Udah dikomplitkan dengan memar baru, keseleo dan lecet-lecet. Kaki kanan fiks gak bisa gerak leluasa. Angkle kiri nyeri dibeberapa gerakan. Harus mengganjal bagian bawah lutut dengan bantal/guling setidaknya 2 tumpukan. Menyiksa sekali.
Kejadiannya berawal dari ketidaktelitian tante gue ketika mengendarai motor yang tidak melihat lubang besar yang ada di tengah jalan, panik, dan mengerem sekuat tenaga yang malah menyebabkan motor malah oleng dan bingo! mendarat darurat dengan seretan beberapa langkah ke arah kanan. Kejadian singkat itu sukses bikin gue gak bisa bangun karena gak bisa menggerakkan kaki kanan gue. Untungnya masih bisa cengengesan buat ngurangin sakitnya. Beruntungnya banyak mas-mas tukang bangunan yang secara sukarela segera membantu gue dan tante gue. Kecelakaan kecil itu cukup membuat kaca lampu sen motor pecah, spion kanan gak berbentuk, gagang rem tangan patah, stiran miring dan sepanjang body motor bagian kanan baret-baret.
Mungkin seminggu ini gue terlalu banyak bermain dan kurang istirahat. Jadilah gue dikasih istirahat total. Untungnya, kejadiannya berlangsung pada saat gue sedang liburan dirumah, jadi gak akan bingung beli makan apa, dan gak bingung harus ngapain. Tuhan memang baik sekali. Gak kebayang kalau di kostan, harus jalan keluar beli makanan dan bebenah. Sedangkan untuk bangun dari tempat tidur dan berdiri aja, gue harus nahan sakit yang lumayan.
Ya, Tuhan memang ngasih sakit buat gue melalui kecelakaan ini. Tapi Dia juga memberi kebaikan-kebaikan untuk tetap menjaga gue. Dia memberi gue istirahat, makan, dan perhatian-perhatian yang luar biasa melalui orang-orang disekitar gue. Dia tetap memberikan kasih sayang-Nya kepada gue. Jadi, sekalipun kaki gue keliatan somplak dan membuat gue gak bisa beraktifitas normal, Tuhan masih mencukupkan gue. Amin.
Thursday, March 22, 2012
Untitled
.... ,
Aku suka berada disela-sela tatapan matamu.
Hadir seperti kembang gula, manis begitu saja.
Aku suka berlama-lama ditiap gerak bibirmu.
Mengulum namaku penuh rindu.
Aku suka ucapan selamat pagi, siang, malam mu.
Membuatku tergelitik sampai ke hati.
Mengingatmu saja sudah sangat membahagiakan. Ah..
Apalagi yang kuharap?
Senja selalu hadir lebih awal melalui pandanganmu, dan yah.. Aku jatuh cinta.
Aku suka berada disela-sela tatapan matamu.
Hadir seperti kembang gula, manis begitu saja.
Aku suka berlama-lama ditiap gerak bibirmu.
Mengulum namaku penuh rindu.
Aku suka ucapan selamat pagi, siang, malam mu.
Membuatku tergelitik sampai ke hati.
Mengingatmu saja sudah sangat membahagiakan. Ah..
Apalagi yang kuharap?
Senja selalu hadir lebih awal melalui pandanganmu, dan yah.. Aku jatuh cinta.
P(Anggun)G
.... ,
Sandiwara adalah satu-satunya yang mengikat kita.
Sebagai kewajiban tunggal.
Kau berperan sebagai dia. Dan aku sebagai dirimu.
Kemudian bersama-sama kita memainkan sebuah drama tentang cinta.
Kisah klasik para pesohor masa lampau,
tentang kicau parau sepasang merpati; yang tak mampu saling terpisah,
meskipun jengah.
Aku menggapai ujung pinggangmu, merapatkan kedadaku.
Kemudian kita berlenggak lenggok bak pebalet profesional.
Tanpa suara. Tanpa kata.
Namun terikat mati oleh rasa, yang jelas tak bisa bicara.
Kita tidak saling bertatapan,
Namun mengerti: Peran ini hanya sementara. Hanya dipanggung sandiwara.
Dan aku dapat melihat harapan disudut matamu.
Kemudian menerka-nerka, apa aku turut serta?
Mana yang akan tertinggal lebih dulu? Lantai panggung; atau punggung kaki?
Yang pasti bukan hatiku.
Karena aku akan terus menjadi pemeran dalam sandiwara kita;
dengan.
Atau tanpamu.
Sandiwara adalah satu-satunya yang mengikat kita.
Sebagai kewajiban tunggal.
Kau berperan sebagai dia. Dan aku sebagai dirimu.
Kemudian bersama-sama kita memainkan sebuah drama tentang cinta.
Kisah klasik para pesohor masa lampau,
tentang kicau parau sepasang merpati; yang tak mampu saling terpisah,
meskipun jengah.
Aku menggapai ujung pinggangmu, merapatkan kedadaku.
Kemudian kita berlenggak lenggok bak pebalet profesional.
Tanpa suara. Tanpa kata.
Namun terikat mati oleh rasa, yang jelas tak bisa bicara.
Kita tidak saling bertatapan,
Namun mengerti: Peran ini hanya sementara. Hanya dipanggung sandiwara.
Dan aku dapat melihat harapan disudut matamu.
Kemudian menerka-nerka, apa aku turut serta?
Mana yang akan tertinggal lebih dulu? Lantai panggung; atau punggung kaki?
Yang pasti bukan hatiku.
Karena aku akan terus menjadi pemeran dalam sandiwara kita;
dengan.
Atau tanpamu.
Chili
.... , "Pacaran itu kayak makan cabe. Awalnya gigit sedikit; pedes. Penasaran, gigit lebih banyak. Semakin banyak yang digigit semakin bikin penasaran sepedes apa selanjutnya. Sampai kemudian cabenya itu habis. Dan ketika gigit cabe dari ujung yang kecil lagi, hambar." Ya, menjalin hubungan itu persis kayak makan cabe. Pedes. Tapi kita suka sensasinya. Semakin pedes malah akan semakin tertantang untuk menggigit lagi dan lagi, sampai kita gak sadar... kalau kita udah melampaui batas kemampuan perut kita untuk menampung rasa pedasnya.
Kita akan membahas sedikit lebih intim tentang konteks hubungan relationshit perempuan dan laki-laki. Ketika lo menjalin hubungan dengan seseorang, lo gak bisa memungkiri bahwa ada hasrat dari diri lo yang secara alamiah keluar saat lo berdekatan atau bersentuhan fisik dengan pasangan lo. Dan secara alamiah pula, akan mengalir begitu aja, menguasai pikiran dan mulai terbawa suasana. Nah, yang kayak gitu ibarat makan cabe, mula-mula ujungnya. Terus, terus, terus dan kemudian keterusan. Kepedesan. Kebablasan.
Kadang kita emang sering kebawa arus dan suasana, yang meskipun gak mendukung akan selalu dipaksakan untuk mendukung. Kadang juga kita suka membiarkan perasaan dan hasrat memenuhi diri kita, sampai kita lupa diri. Kadang malah sebenernya kita sadar, cuma kita lebih memilih membiarkannya dan menikmatinya. Ya, rasa penasaran memang kadang membunuh kog. Kita udah tau cabe itu pedes, bisa bikin perut sakit, tapi tetap aja kita makan. Kadang sampai habis. Nagih. Trus lama-lama bosan sama pedasnya. Coba lagi cabe jenis lain, sambel dan olahan makanan pedas jenis lain. Terus akan jadi kebiasaan.
Makanan kesukaan, yang dimakan berkali-kalipun lama-lama akan membosankan kan? Itu juga yang akan terjadi kalau kita udah 'mencicipi' sekali, dan selalu dipenuhi perasaan ingin tahu rasa yang lain. Pada dasarnyapun manusia itu memang gak pernah puas, kan. Apalagi menyangkut hasrat manusiawi. Sama kayak rokok. Semua orang pasti tau rokok itu gak sehat buat tubuh, tapi tetep aja merokok kan. Persis. Kita semua tau bahayanya, tapi kadang kita ignored cuma buat mendapatkan kesenangan, yang harusnya bisa kita bayar lunas kalau udah menikah nanti.
Masalah kesenangan sih, individual. Namun selama masih bisa mengendalikan diri, kenapa gak mencari kesenangan yang lebih sehat? Gue emang gak seperfect itu sih, tapi kalau sejauh ini lo bisa mengendalikan diri lo, kenapa harus berhenti disatu langkah yang bisa jadi merusak segalanya? Semua itu kembali lagi kepada diri lo masing-masing untuk belajar mengendalikan rasa penasaran lo yang kadang suka gak wajar itu..
Jadi, kalau tau cabe itu pedes.. Sedikit aja makannya. Gak perlu buru-buru. Seharusnya, semua itu tepat di waktunya. Seharusnya..
Wednesday, March 14, 2012
Lord
.... , seseorang berkata, "Kenapa selama ini kita mencari dimana Tuhan... Sementara Gurupun akan diam ketika muridnya sedang ujian." Gue perlu membaca kalimat ini dua kali -dan pada kali kedua, gue tersenyum puas- dan mendapat tamparan keras dihati. Ya, kenapa kita selalu mencari dimana Tuhan; menyalahkanNya atas segelintir takdir dan kesulitan-kesulitan yang kita alami? Tuhan itu universal. Agama yang menjadikannya personal.
Seorang guru memberikan ujian kepada muridnya dengan tujuan agar pelajaran yang telah diberikan olehnya, memang dipahami betul oleh si murid. Pengulangan kembali yang dimaksudkan agar pengetahuan yang diajarkan benar-benar melekat. Sebelum ujian, kita akan menerima kisi-kisi (materi yang akan diujikan) -yang seandainya tidakpun, kita telah menerima pelajaran sampai sebelum ujian, dan itulah yang menjadi kisi-kisi kita menghadapi ujian- dan kita menjadikannya sebagai pedoman, mana-mana yang harus dipelajari. Saat ujian berlangsung, guru mengawasi. Memperhatikan muridnya, mana yang kelihatan mampu dan mana yang kelihatan takut-takut untuk mencontek. Ia tidak berbuat apapun, bahkan mungkin ketika ia tahu pasti bahwa salah seorang muridnya tengah asyik mencontek. Namun tak jarang, ia mendekati murid yang terlihat bingung dan memberikan sedikit titik terang; atau dengan tegas merampas kertas catatan kecil yang dipakai oleh muridnya untuk mencontek.
Masalah itu ibarat ujian. Tuhan itu guru. Dan kita, adalah murid-murid kecilnya yang belum juga tamat dari sekolah yang disebut Hidup. Kita mempelajari banyak hal, melalui pengalaman-pengalaman -baik yang menyenangkan maupun tidak- melalui keluarga, teman, sahabat dan orang-orang dekat. Yang pada titik tertentu akan menempuh ujian untuk maju ke tahap selanjutnya. Pendek kata, naik kelas! Ujian tersebut bisa jadi konsekuensi, resiko, atau tantangan mengenai sesuatu hal. Yang berkaitan dengan kita. Yang sudah kita pelajari. Pasti pernah dengar kalimat, "Tuhan gak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya." Ya. Kenyataannya memang begitu. Terkadang kita merasa gak mampu karena enggan mencoba, merasa lemah dan gak sanggup menghadapinya. Mengeluh. Kemudian membiarkan diri kita 'tinggal kelas'dan menikmati jadi veteran seumur hidup. Stagnan, berhenti ditempat. Yakin, gak mau naik kelas? Yakin, gak malu sama diri sendiri? Yakin, mau terus-terusan belajar yang itu-itu saja, sementara teman-teman kita yang lain mungkin sudah lebih jauh dari kita?
Bayangkan kita ada disekolah reguler, kemudian tinggal kelas. Berkali-kali. Persis seperti itu rasanya.
Kita seringkali menyalahkan takdir, mencemooh Tuhan ketika kita gak berhasil melewati satu masalah. Kita bertanya-tanya kemana Tuhan. Dimana Tuhan. Persis ketika kita gak bisa mengerjakan soal ujian dan mencemooh guru kita karena kita menganggap materinya gak sesuai dengan soal. Pertanyaannya: Apa kita sudah belajar dengan baik? Apa kita sudah membaca dengan teliti? Apa kita sudah memahami pertanyaannya? Ya, cuma diri kita yang bisa jawab. Kalau kita paham betul materi yang diujikan, mungkin hanya perlu 15 menit mengerjakan dan kemudian kita bertolak keluar kelas dengan bangga. Namun ketika kita skakmat dengan soal ujian yang sama sekali kita gak paham, kita bakal keluar terakhir dengan wajah lebih kusut dari baju lecek.
Jadi, apa lo bakal masih mempersalahkan Tuhan ketika waktu ujian lo tiba? Apa lo bakal mempersalahkan hidup kenapa kurikulumnya gak sesuai? Guru diam bukan berarti tidak tahu. Tuhan diam bukan berarti tidak peduli. Guru memberikan pengetahuan demi pengetahuan supaya kita menjadi pintar dan dapat melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi, lulus dengan nilai maksimal dan mendapat pekerjaan layak dan kehidupan mapan. Guru tidak berpamrih. Pahlawan tanpa tanda jasa, begitu kata orang-orang. Guru gak perlu plakat atau medali untuk mampu menghasilkan menteri-menteri dan orang-orang pintar. Demikian, Guru kehidupan. Tuhan selalu menyiapkan yang terbaik buat kita, bukan? Karenanya, ujian demi ujian yang kita hadapi, semata-mata demi umat kesayangan-Nya. Demi kebahagiaan kita. :)
Tuesday, March 13, 2012
En(Joy)Ing
.... ,
Perbincangan bbm suatu hari:
A: "Apa inti dari hidup? Bingung, kenapa banyak yang mengeluh tentang hidup, tapi kenapa pada takut buat mati. Heran."
B: "Karena mereka mencari, dan mereka takut kalo mereka masih belum menemukan apa yang mereka cari ketika mereka mati."
A: "Mencari apa?"
B: "mencari apa yang sebenernya mereka cari dalam hidup mereka."
A: "Hmm, terus kenapa gak terus mencari tanpa harus mengeluh?"
B: "Karena mereka gak pernah mau berhenti di satu titik dan masih terus mencari. Padahal mungkin aja mereka udah melewati apa yang mereka cari, tapi dilewati gitu aja. Mungkin yang dicari senyawa kesempurnaan. Manusia kan gak pernah puas."
A: "Rakus maksudnya? Musuh kita itu sebetulnya diri sendiri yah? setuju gak?"
B: "Setuju."
A: "Heran aja kenapa manusia itu berlomba-lomba untuk hal yang semu.. Yang kadang mereka tahu itu gak sesuai sama buku PKN dan Agama kelas 1 SD, tapi mereka terlihat menikmati ketidak terpujian-nya."
A: "Aku suka sama batas. Ada saatnya dan waktunya, sehingga semua itu bisa disyukuri dan dinikmati kan?"
A: "Intinya jangan terpancing, kesenangan itu bukan tentang mencari, tapi menikmati. Betul gak?"
---
Bukankah si A sedang mengeluh sebagai manusia karena tingkah laku manusia lain? Kita semua pasti pernah mengeluh. Terutama ketika semuanya tidak berjalan sesuai keinginan kita. Sulit buat gak mengeluh. Tapi perbincangan singkat itu terasa benar buat gue, memang kadang kita gak bisa menguasai diri sendiri untuk bisa menerima apa yang terjadi. Hidup memang selalu tentang menerima, bukan? Hidup bukan tentang mencari, sebab mencari tidak pernah ada kata berhenti. Hidup itu tentang menjadikan, sebab kita hanya akan puas dengan sesuatu yang berasal dari tangan kita. Kenapa orang-orang bekerja keras dan menabung demi sebuah rumah, mobil dan kehidupan nyaman? Karena mereka menjadikan sesuatu yang mereka peroleh dari kerja keras itu untuk kenyamanan. Passion. Ada yang hidup mengejar kekayaan, sekalipun ia sudah memperoleh setengah duniapun, pasti selalu ada rasa gak puas dalam dirinya. Ia mencari, tidak membuat. Ia mencari apa makna hidupnya. Ia berpikir bahwa dengan memiliki segalanya ia akan bahagia. Kenyataannya tidak selalu begitu. Ia membiarkan dirinya terperangkap dan diperbudak harta - yang toh gak akan dibawa mati - semu. Kebahagiaan seperti apa yang kita cari? Kenapa kita sibuk mencari kebahagiaan, padahal kita selalu bisa membuatnya. Ya, kebahagiaan itu sebenarnya selalu ada didekat kita. Namun kadang kita terlalu sibuk mencari, sampai kita gak sadar kita sudah memiliki kebahagiaan itu.
Menikmati. Kita selalu menikmati hasil dari yang kita kerjakan. Ketika gue mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, gue akan menikmati nilai bagus di KHS. Atau ketika gue ujan-ujanan, gue akan menikmati dingin dari pakaian yang basah. Gue selalu bilang, "dinikmati aja" sebagai penghiburan atas diri sendiri ketika ada hal yang mengecewakan. Menikmati itupun susah, sebab kadang gak setiap momen bisa kita nikmati gitu aja tanpa mengeluh. Menerima dan menikmati. Kita pasti selalu bisa menerima ketika menikmati, tapi belum tentu kita bisa menikmati ketika menerima. Jangan lupa bahwa selalu ada istilah terpaksa dalam hidup. Dan terkadang istilah itu menjadi pembatas tinggi yang membuat dahi mengkerut kencang ketika harus menerima dan menikmati.
Daripada sibuk mencari apa yang kita cari sesungguhnya dalam hidup dan menghabiskan waktu untuk tetap mencari, lebih baik kita membuat bagaimana hidup kita bermakna. Belajar menerima, kemudian menikmati. Memang gak segampang teorinya, tetapi cukup pantas untuk dicoba. Ibarat mendapatkan kotak kue (berkatan) dengan tulisan "selamat menikmati", kita gaktau apa isinya kalo gak dibuka, dan kita gaktau apa rasanya kalo gak dicoba. Kadang kita tertipu sama bentuk kue yang menggiurkan, namun rasanya gak enak. Atau kadang kita meremehkan kue yang bentuknya gak jelas, dan gakmau mencobanya padahal belum tentu rasanya gak enak. Hidup seperti itu. Kita gaktau apa yang akan terjadi, apa sesuai dengan apa yang kita harapkan, atau diluar ekspetasi kita. Nikmati aja, apapun itu.. :)
Sunday, March 11, 2012
Edge of Pain
.... , dan gue jadi sedikit terinspirasi akibat memar-memar ditubuh gue. Ternyata, inspirasi memang lebih banyak hadir dari rasa sakit..
----
Ujung Ngilu
----
Luka berdengung. Nyut. Nyut. Nyut.
Ngilu sampai keulu hati. Menjadi bekas. Nyata.
Hati berdengung. Nyut. Nyut. Nyut.
Sakit sampai ke ujung mata. Menjadi air mata. Utopia.
Kau hadir tanpa keseimbangan, membuat sesuatu yang seharusnya seimbang menjadi ringkih.
Berikutnya kau hadir meninggalkan kebiasaan, membuat sesuatu yang ringkih semakin tersisih.
Di tiap hadirmu, hati berdengung.
Di sela pergimu, luka ganti menguasai.
Seterusnya. Seperti lingkaran kematian yang tak pernah mati.
Lantas apa bedanya ada dan tiada dirimu?
Dengungan itu akan tetap ada. Seperti nyamuk yang tanpa sengaja terperangkap masuk kelubang telinga, dan berusaha keluar. Lama kelamaan akan mati. Kehabisan udara. Dan tenaga.
Demikian aku. Dan perasaan kita.
Mungkin kau lupa, kalau perasaan juga punya rasa didalamnya. Per-an hanya sepasang kita yang memainkannya. Tanpa kita, tak ada lagi rasa.
Ditiap memar luka goresan berikutnya, kupastikan, namamu akan terukir disana. Sebagai trademaker sejati dari penemu sebuah kematian: karena terlalu mencinta.
Carefully!
.... , Hari ini gue harus bersyukur karena diperingatkan untuk hati-hati. Siang tadi, gue jatuh dari motor dan membahayakan nyawa tante dan sepupu gue yang gue bonceng. Nyeselnya gak selesai-selesai sampai sekarang. Mungkin gue akan lebih ikhlas kalau cuma gue yang jatoh, jadi gue gak akan menyesal karena udah membahayakan nyawa orang-orang dekat gue. Luka yang gue alami karena keteledoran gue, akan lebih berarti banyak dibandingkan harus melihat orang lain mengalami luka yang sama akibat keteledoran gue.
Ceritanya bermula dari keseharian gue sebagai ojek yang siap sedia mengantar kemanapun kalau sedang dirumah. Dan hari ini adalah jadwal untuk berkunjung ke makam papa. Karena kita merencanakan untuk konvoi motor bersama-sama, jadilah gue berangkat dari rumah dengan 2 motor untuk menuju rumah om gue yang lain dan berangkat bersama dari sana. Satu dikendarai om gue, dan satu lagi dikendarai oleh gue (seharusnya) tapi tante gue memutuskan untuk menempatkan gue sebagai boncengannya. Sepanjang perjalanan kerumah om gue yang lain, tante gue yang biasanya cukup lihai itu keliatan kikuk. Tapi gue gak banyak berpikir. Gue anggap mungkin dia lagi kecapean aja kali. Jalannya tersendat-sendat persis kaya motor mau kehabisan bensin. Setibanya dirumah om gue yang satunya, ternyata motor yang gue tumpangi dengan tante gue itu ngebul, terpaksa gak bisa dibawa untuk melanjutkan perjalanan. Dengan tujuan awal kita yang juga memang ingin mengembalikan motor papa ke istrinya, akhirnya gue harus membonceng karena jumlah kendaraan kurang. Jadilah gue membonceng tante gue yang lain dan sepupu gue. Sepanjang perjalanan rasanya biasa, gak ada yang aneh. Melewati kemacetanpun juga biasa. Sampai tiba-tiba setelah melewati rel di stasiun Jombang, mendadak gue kehilangan keseimbangan dan jatuh! kearah kanan, dan berhasil menyebabkan sisi luar knalpot penyok menghantam aspal; tante dan sepupu gue memar dan motor lecet.
Entah apa yang sedang gue pikirkan waktu itu sampai mendadak gue bisa kehilangan keseimbangan. Mungkin Tuhan sedang memberitahu gue bahwa gue harus lebih hati-hati lagi. Dan caranya harus dengan membuat gue menyesal karena menyebabkan tante dan sepupu gue memar-memar. Gue sampai lupa kalau ternyata kaki gue juga memar akibat kejadian itu. Bersyukurlah gue, karena Tuhan masih sayang sama gue.. Dia masih melindungi gue dan cuma memberi memar. Gue gakmau ngebayangin hal yang lebih dari yang gue alami tadi. Untungnya gue jatuh ke kanan, karena kalau gue jatuh ke kiri, gue akan menghantam jejeran besi yang jadi palang pembatas di sekitar rel. Untungnya sedang dalam keadaan macet, karena kalau jalanan lancar, gue mungkin sudah ditabrak kendaraan lain.
Tuhan memang selalu punya cara yang menarik untuk mengingatkan Umat-Nya. Bersyukurlah. :"
Thursday, March 08, 2012
IWD
.... , International Women's day. 8 Maret diperingati sebagai hari Perempuan Sedunia. Hari yang cukup keramat bagi perempuan diseluruh dunia. Dimana secara history, hari Perempuan Sedunia merupakan tonggak kebangkitan kaum perempuan untuk memperjuangkan hak dan martabatnya yang sekian lama dijajah oleh sistem masyarakat.
Di negara kita, gaung peringatan IWD terbatas pada elit kelompok perempuan saja, padahal masih banyak kaum perempuan di negara kita yang mengalami penjajahan baik secara fisik maupun mental. Masih banyak pekerja-pekerja perempuan yang mengalami pelecehan, penindasan dan ketidaksetaraan. Masih banyak pula ibu rumah tangga yang mengalami kekerasan rumah tangga, baik fisik maupun mental; tidak memperoleh nafkah lahir batin dan mengambil peran ganda sebagai kepala rumah tangga. Ironis.
Padahal dalam sejarahnya, IWD termasuk monumental, sebab merupakan awal bagi perjuangan kaum perempuan. Pertama kali diperingati tahun 1911 di Jerman, Austria, Denmark dan beberapa negara Eropa. Asal mula pemilihan tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Sedunia dipelopori pada saat jaman Raja Prusia (Ketika itu Jerman) pada tahun 1848 menjanjikan berbagai kebijakan reformasi, termasuk pemberian hak suara bagi kaum perempuan dihadapan massa buruh perempuan. Jutaan pamflet yang menyerukan aksi-aksi untuk menuntut hak suara itu disebarkan dihampir setiap pelosok Prusia. Dipelopori oleh aktivis perempuan radikal Rusia bernama Alexandra Kollontai, pengorganisasian dan pengorganisiran kelompok-kelompok kaum hawa itu dilakukan setiap hari. Ia membantu menulis pamflet yang berisi seruan-seruan perlawanan kaum perempuan guna menuntut hak suara dan mengkampanyekannya secara luas.
Sementara di Australia, IDW pertama kali diperingati dengan rally di Sidney pada 25 Maret 1928. Gerakan Perempuan Militan mengorganisir tuntutan untuk mengangkat kesetaraan upah dan pengurangan jam kerja yang ketika itu dianggap terlalu padat. Tuntutan persamaan kerja dan penentangan terhadap pengadilan Arbitrase yang diskriminatif menjadi tuntutan pada peringatan di Melbourne tahun 1931. Momentum yang paling besar diciptakan di Petograd, Maret 1917; dimana perempuan buruh pekerja tekstil keluar dan turun kejalan menentang larangan kerja ketika pabrik Putilov ditutup. Semakin hari jumlahnya semakin banyak dan menjadi kelompok besar, bergabing bersama ribuan mahasiswa dan kaum buruh lainnya, tumpah ruah dijalan-jalan memenuhi kota. Mereka menentang kekerasan dan otokrasi hingga berujung pada tuntutan penggulingan Tsar. Petograd, yang merupakan kawasan pabrik terbesar di Rusia ketika itu, menjadi slogan yang menyatukan semua kepentingan, hingga Tsar terguling. Poin keberhasilan dari gerakan ini adalah bahwa untuk pertama kalinya sebuah gerakan perempuan terorganisir begitu rapi dan bergabung dalam pemberontakan dan perlawanan terhadap Tzarisme Rusia. Itu yang tidak terjadi dalam berbagai gerakan revolusi dunia lainnya.
Penindasan terhadap kaum perempuan mempunyai akar sejarah yang panjang. Sistem Kapitalis yang menyandarkan peran kaum modal dan memposisikan kaum perempuan sebagai pihak yang paling ditindas adalah basis persoalannya. Penindasan itu bukan berasal dari kategorisasi seksual, sebab kategori biologis hanya merupakan alat legitimasi untuk mengeksploitasi kaum perempuan secara ekonomi, memberi upah rendah dan diskriminasi sosial sebagai upaya menekan biaya produksi. Perspektif Marxis memberikan kesimpulan bahwa tidak akan mungkin ada kesetaraan dibawah sistem kapitalisme. Berangkat dari basis analisa ini, gerakan perempuan terus diletakkan.
Meskipun begitu, kenyataannya perjuangan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan tidaklah berhenti sampai disini. Faktanya masih banyak perempuan yang masih dijajah oleh sistem kemasyarakatan. Angka pelecehanpun tidak kunjung menurun. Pada dasarnya perempuan memang indah dan terlihat lemah, sehingga terkesan mudah dilecehkan dan diremehkan. Meskipun saat ini sudah banyak juga perempuan yang menjadi Top Leader di perusahaan-perusahaan, memiliki karir yang lebih tinggi dan melesat daripada laki-laki, namun hal itu tidak semata menjanjikan kesetaraan yang layak. Meskipun sudah banyak organisasi-organisasi yang memperjuangkan kesetaraan kaum perempuan, jika dari perempuannya sendiri masih ingin dijajah.. sia-sia ya rasanya perjuangan mereka -yang kadang terkesan berkelompok- itu.
Perjuangan itu bukan dimulai dengan bergabung bersama organisasi pembela kaum perempuan dan menjadi aktivis kemudian sibuk bercuap-cuap disana-sini dan menggembar gemborkan visi misi untuk mewujudkan kesetaraan, tetapi dimulai dari diri kita sendiri, sebagai perempuan. Melayakkan diri untuk memperoleh kesetaraan dan belajar menghargai diri kita sendiri. Menyepadankan diripun bukan perkara mudah, tetapi dengan menunjukkan bahwa kita juga layak diperhitungkan, kesetaraan bukan lagi penghalang. Jangan merasa rendah diri. Percaya pada kemampuan diri kita. Jangan karena kita perempuan lantas kita merasa minder dan takut dianggap sok tahu. Tunjukkan saja bahwa kita memang mampu.
Happy International Women's Day! We are amazing!
Wednesday, March 07, 2012
Freadophic
.... , Hari ini gue menghadiri talkshow Freadophic yang mengusung tema "Creative Writing, Let it Lose and be success" dengan pembicara Alit Susanto (@Shitlicious - Penulis, blogger, pengarang buku Shitlicious dan Skripshit - yang baru terbit bulan ini dan masih dalam proses pengiriman) dan Arif Muhamad (@Poconggg - Penulis, blogger, pengarang buku PJP - Poconggg juga Pocong) yang cukup tenar dikalangan para pecinta twitter.
Acara ini diselenggarakan oleh FE Unika Atma Jaya Jakarta. Mulanya, acara sempat ngaret hampir satu jam dari jadwal yang telah ditetapkan. Namun, kekecewaan seketika sirna ketika melihat narasumber memasuki ruangan dan acara segera dimulai. Di awal pembicaraan, kedua narasumber berbagi pengalaman mengenai awal mula menjadi seorang penulis dan bagaimana buku mereka bisa laku di pasaran. Termasuk mengenai eksistensi mereka sebagai seleb twit yang cukup menarik perhatian. Ya, semua yang hadir di talkshow hari ini pasti punya twitter dan memfollow mereka. Twitter menjadi media pemasaran yang menarik dan cukup menjanjikan. Bagaimana ke-kepo-an seseorang terhadap keseharian orang lain sanggup menumbuhkan rasa penasaran yang lagi dan lagi. Ya, kalau gue bukan follower mereka, mungkin gue akan kelihatan kaya hidup di goa jaman batu yang akan bertanya "siapa itu Poconggg? siapa itu shitlicious?"
Acara berjalan santai dan nyeleneh, karena kadang diselingi guyonan-guyonan segar khas masing-masing dari mereka. Duta Move On (begitu tertulis di bio twitter @Poconggg) yang sering menyelipkan #PenggalauanMassal disela-sela pembicaraan serius dan Alit yang fasih berbahasa eng-java kental, dan sentilan-sentilan ngenes yang membuat seisi ruangan larut dan tertawa bersama. Penyampaian yang menarik dan tidak membosankan. Ya, kita memang harus selalu berinovasi jika ingin bertahan. Mereka mampu menyampaikan pesan moral meski dengan bahasa yang absurd.
The point, creative writing, let it lose and be success - diartikan sebagai kemampuan untuk menulis kreatif (tidak biasa), mengesampingkan mental blog (takut sebelum berperang) dan meraih kesuksesan. Kita harus menemukan karakter tulisan kita (yang membedakan kita dengan yang lain - alasan utama mengapa kita layak), mengembangkan konten (inovasi-inovasi dan perubahan), mengesampingkan dan membuang jauh-jauh mental blog (takut sebelum berperang - takut dihina dan merasa gak mampu, gak yakin akan kemampuan diri sendiri), konsistensi terhadap tulisan (rajin menulis, menentukan target dan tekun untuk terus melatih kemampuan diri dalam menulis) dan berjiwa besar (karena untuk menjadi orang besar, kita harus berjiwa besar). Jadi, tentukan seperti apa jenis tulisan kita, konten kita, yakin dan percaya diri dengan apa yang kita tulis, dan konsisten menulis.
Seorang penulis dinilai bukan dari berapa banyak royalti yang diterima dari hasil penjualan bukunya, melainkan dari seberapa banyak apresiasi pembaca terhadap buku yang dihasilkannya. - @Shitlicious. Gue sangat terinspirasi dengan kalimat ini. Ya, gak ada kebanggaan yang lebih bagi seorang penulis dari sebuah apresiasi pembacanya. Kemarin, gue meretweet salah satu tweet dari @Deelestari (Dewi Lestari - Penulis, Penyanyi, Penulis lirik lagu) yang berbunyi: "tulislah apa yang kita suka. Itu lebih mudah daripada menulis yang SEMUA ORANG SUKA." dengan penekanan pada kalimat terakhir, itu membuat gue sadar kalau gue gak bisa membaca pikiran semua pembaca gue, dan gak juga bisa memenuhi apa yang mereka inginkan. Kadang gue suka memikirkan banyak hal: apakah tulisan gue itu layak, sudah cukup menarik, dapat feelnya, dsb. Tetapi pada kenyataannya, gak semua pembaca akan terpuaskan dengan apa yang gue tulis. Mereka punya selera masing-masing dan gue harus bisa menerima itu. Gue gak perlu jadi orang lain, meniru gaya tulisan orang lain supaya disukai oleh pembaca gue. Bukankah seseorang tertarik dengan sesuatu yang berbeda?
Freadophic hari ini luar biasa, sarat dengan pengembangan kepribadian dan meningkatkan kepercayaan diri untuk menulis. Semua orang bisa menulis, tapi sedikit orang yang mampu mengolahnya menjadi berarti. Mereka adalah dua diantaranya, semoga gue kelak. ;)
Tuesday, March 06, 2012
Honestly
.... , Apa yang kamu katakan haruslah benar, tetapi tidak semua kebenaran harus dikatakan. Wacana ini akrab banget ditelinga kita, seperti konsep halus untuk kalimat "berbohong demi kebaikan." Ada gak sih namanya berbohong itu baik? pertanyaan yang cuma bisa dijawab dengan idealisme lo masing-masing. Kalau iklan salah satu pembersih bilang "berani kotor itu baik" mungkin dia salah satu penganut paham "berbohong demi kebaikan."
Kadang kitapun pasti masih sering terperangkap dalam keseharian "bohong demi kebaikan" atau dalam bahasa lugasnya: memberitahu hal-hal yang memang perlu diberitahukan saja. ketika seseorang bertanya "Kenapa gak cerita semuanya?", kita mungkin akan berdalih "Gue pikir lo gak perlu tahu" dsb. Selalu ada alasan dibalik bohong demi kebaikan itu. walaupun alasan paling utama adalah menghindari perasaan gak enak/sakit hati dari pihak yang bersangkutan dan keamanan diri kita pribadi. Kita memang terlahir dengan bakat membela diri yang luar biasa, selalu bisa mengalihkan situasi sehingga kita ada di posisi benar. Banyak orang yang berbakat seperti itu. Bohong demi kebaikan itu kadang lucu, miris, menyebalkan, tapi tetap dibutuhkan. Bagaimanapun.
Ketika kecil kita suka diajarkan berbohong secara tidak langsung. Misalnya ketika teman orang tua menelepon mencari orang tua kita, kita akan disuruh bilang "bilang mama gak ada" dan ketika kita tanya mengapa, orang tua mungkin hanya akan memberi penjelasan yang tidak kita mengerti hingga akhirnya kita berhenti bertanya. Entah mungkin gue aja yang mengalaminya, atau banyak yang juga mengalaminya (mungkin dalam bentuk lain), yang pasti dari kecil, mental kita udah terdidik untuk berbohong dengan dalih 'demi kebaikan'
Pada dasarnya, gue gak memungkiri kalau konsep "apa yang kamu katakan haruslah benar, tetapi tidak semua kebenaran harus dikatakan." benar adanya. Sedari tadi gue membahas rentetan kalimat dibelakang koma, namun gue mengiyakan keseluruhan kalimat ini. lo harus mengatakan sesuatu yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan, tapi gak semua kebenaran yang lo tahu harus dikatakan. Jangan sampai lo mengatakan sesuatu tapi gak tahu kebenarannya. Dan jangan sampai juga lo mengatakan semua hal, termasuk hal-hal yang sebenarnya gak perlu lo bilang (meskipun itu benar) . Ya, meskipun benar. Lo gak perlu kan cerita sama temen lo semua hal tentang diri lo, bahkan sampai yang paling buruk atau menggelikan. Kadang gak semua orang bisa mendengarkan dengan baik hal-hal semacam itu. Ada baiknya lo diam, dan nunggu ditanya. Atau ketika temen lo curhat ke lo tentang sesuatu, dan lo menggembor-gemborkannya ke orang-orang tanpa dosa. Atau gak mungkin kan, lo cerita ke pacar lo tentang mantan lo dan ngapain aja sama dia. Iya kalau dia nanya dan mau tahu, kalau engga, kan malah bikin ribut aja dan pasti dia akan beranggapan kalau lo masih care sama mantan lo itu. Nah, salah paham kan!
Itulah kenapa gue mengiyakan konsep tersebut. Sama halnya kaya ada hal yang emang seharusnya lo gaktau, dan gak semua hal perlu lo tau. Lo gak perlu tahu nama orang tua dosen lo kan? Sama kaya, lo gak perlu bilang ke semua orang tentang hidup lo kan? sekalipun yang lo bilang itu adalah kebenaran dan fakta. Terlalu banyak tahu malah menyebabkan gangguan fungsi 'hati' karena terus menerus menelan fakta mentah-mentah.
Konsep itu menjaga kita dan orang-orang sekitar kita dari sakit hati. Mungkin terkesan berpura-pura dan gak fair. Selama kita masih bisa menjaga kestabilan semuanya dengan bersikap demikian, mengapa tidak? Jujur sama polos bedanya tipis. Polos sama gak pinter juga bedanya tipis. Tinggal pilih aja, mau dianggap jujur, polos, atau gak pinter? Lo gak akan dianggap pembohong kog kalau lo cuma mau mengatakan apa yang lo mau katakan aja/ apa yang perlu diketahui aja. Kecuali lo juga bohong pas mengatakan hal itu, baru itu namanya pembohong.
Jadi, katakan aja apa yang perlu dikatakan, ketahui apa yang perlu diketahui. Kurangi rasa penasaran, jadilah jujur (bukan polos/gak pinter), dan lo akan terhindar dari sakit hati yang gak perlu.
Be smart!
Fourth words
.... ,
Hari ini hari kedua perkuliahan aktif dimulai dikampus. Bertemu kembali dengan kawan-kawan seperjuangan yang udah repot ngurusin skripsi dan tugas akhir. Kadang rasanya seperti tertinggal banyak. Gimana engga, kita masuk bareng, diawal semester sekelas bareng, tapi tiba-tiba dia udah nyusun tugas akhir dan menjelang sarjana, sementara gue masih plonga-plongo dikampus dan masih harus menyelesaikan banyak mata kuliah yang tertinggal. Penyesalan kembali datang, ya, kemana aja gue selama ini? Gagal paham. Ketika kami berpisah dulu dengan idealisme kami masing-masing; ada yang memilih berkarya dalam ranah politik yang belum tuntas kami lahap dibangku perkuliahan, menjadi aktivis yang super sibuk menggenjot pemerintahan dengan kritikan dan demonstrasi; ada yang memilih berkarir, mengumpulkan pundi-pundi dan mulai melupakan gelar kesarjanaan yang dulu diimpikan; ada yang memutuskan ditengah jalan, pindah kampus dan masing-masing idealisme kami tentang hidup yang perlahan berubah seiring dengan usia dan waktu. Bertemu kembali dengan kawan-kawan lama rasanya seperti awal masuk kuliah dulu, dimana kami masih sama-sama mencari tahu, berkelompok, saling melindungi (terutama ketika menghadapi absensi), dan waktu semangat sosialis kami masih sangat tinggi: mengumpulkan dana untuk korban bencana, konkow dikampus hingga larut, bercengkrama dan saling sharing, menjunjung tinggi asas "Lo makan, gue makan." dan mengesampingkan kehedonisan kami demi sebuah kebersamaan. Gue rindu masa-masa itu, masa dimana semangat masuk kelas itu nomor satu, ke kampus diatas segalanya.
Dan waktu terus berjalan, ada yang berlari dan ada yang berjalan santai. itulah sebabnya kami tak lagi bersama. Tidak lagi satu visi dan misi. Hedonisme mengalahkan segalanya. Gak ada lagi yang saling peduli dengan apa yang terjadi dengan temannya, semua mengurusi diri masing-masing. Ya, pasti memang ada saat seperti ini dalam sebuah pertemanan, siap atau tidak siap. akan ada saat-saat sendiri, memikirkan kepentingan diri sendiri, dan berjalan sendirian. Oleh karena itulah sangat penting untuk tidak bergantung pada orang lain dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Ya, memang gak ada yang lebih mengerti dan mampu memahami apa yang kita mampu selain diri sendiri.
Keterlambatan gue mengambil tugas akhir menjadikan gue sedikit banyak menyesali waktu-waktu yang udah gue sia-siakan untuk bermain-main dan menganggap enteng banyak hal. Namun dari situ gue belajar untuk berlari mengejar ketinggalan mereka, walaupun sulit memang. jangan lupa, di dunia ini, bukan orang yang pintar yang akan memenangkan kompetisi, tetapi orang yang rajin. Rajin memperkaya dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan baru, pengalaman baru, sharing dan menemukan solusi-solusi, menciptakan terobosan dan rajin bersyukur. Percuma lo pintar kalau gak rajin, lo akan kalah telak sama orang yang rajin; sebab lama kelamaan lo akan jadi bodoh karena gak mengasah kepintaran lo. Banyak orang pintar yang gagal dilapangan dengan orang yang rajin. Percuma bilang, "gue bukan gak pintar, gue cuma gak rajin." itu sebenernya sama kaya lagi ngasih tau kekalahan lo ke orang-orang. Karenanya, teruslah belajar. Hidup untuk belajar, dan belajar untuk hidup. Jangan lupa untuk menyelesaikan apa yang lo mulai, dan belajar bertanggung jawab dengan kehidupan lo sendiri. Gue udah pernah bahas, Lo bukan sedang mencari siapa diri lo, tapi lo sedang membentuk siapa diri lo. Apa lo cukup layak diperhitungkan sebagai seseorang yang pantas? dalam hal apa saja.
Jangan cuma pintar, jadilah rajin. Dan lo akan menguasai banyak. Lakukanlah apa yang lo tahu, dan Allah akan memberitahu apa yang lo tidak tahu...
Sunday, March 04, 2012
Morning Blue
.... , bangun pagi memang selalu berkelimpahan, dalam bentuk apapun. pagi tadi gue sukses dibuat haru biru dan mengangguk-angguk layaknya orang gak kuat nahan kantuk pas lagi dengerin homili di gereja. selanjutnya gue kembali dikejutkan dengan menariknya pemandangan rapih disekeliling gue sepanjang misa. gak ada lagi orang yang sibuk mainan blackberry ketika homili, atau saat menunggu misa dimulai. gak ada lagi pemandangan paha-paha ciamik, dandanan menor, heels multifungsi - bisa buat mengakali tinggi sekaligus gaya sekaligus senjata ampuh yang bisa bikin kepala orang bocor seketika - , pakaian glamour blink-blink atau lengan-lengan terbuka yang biasanya sering gue jumpai. seketika terasa kesesuaian suasana dengan tempat; ya, kecuali gue yang masih membawa kebiasaan dengan masih sibuk mengutak atik ponsel. satu lagi, disini sinyal full karena pihak gereja gak memproteksi sinyal sehingga ia bisa masuk dan menguasai sesuka hati! bangganya gue..
belum lagi hiruk pikuk aroma pasar pagi yang langka gue temui, jajanan-jajanan masa kecil, jalanan yang lenggang di pagi hari, dan sejuk matahari yang sedang dilema mau hujan atau engga. kumpul bersama keluarga, merasakan (juga) untuk kesekian kalinya bisa menjalankan kegiatan ibadah dengan keluarga. teh hangat, sarapan di waktu yang seharusnya, perasaan menahan kantuk dan mandi pagi. pagi tadi sangat berkelimpahan.
pagi hari memang selalu memiliki ceritanya sendiri..
Happy Sunday! God Bless Us. :)
Ka(Ku)
.... ,
Ka(Ku)
----
bergerilya bersama tanda tanya; mematung bersama senja.
entah harus jadi sesempurna apa agar aku sanggup diterima dunia.
semesta kita tak pernah sama. tak tahu aku hidup dibelahan dunia mana.
dalam darah kita mengalir dua lawan yang bersitegang; dan dunia, adalah ruang kita saling mencemooh.. satu sama lain..
menerawang remang-remang pikirmu, berharap aku mampu mencerna.
aku berusaha.
tersibak tanya-tanya kecil menggema, merenggut kesenyapan batinku.
mungkin aku terlalu sibuk mengurus dunia kecil tempat impian kita bernaung,
sehihgga kerap lupa, kau adalah nyata di genggaman.
sekelilingmu meronta, menampar mimpiku dashyat. dan aku harus terbangun oleh kenyataan; bahwa impian ini hanya milik seorang; aku tak pernah turut serta.
duniamu berat, sayang. aku sering hanyut didalamnya. kadang terluka sendiri.
namun aku bertahan; karena aku paham betul makna sebuah kehilangan.
mengais serpih-serpih hati yang tak pernah jadi utuh, aku membangun impianku.
berharap suatu waktu nanti,
saat kenyataan dan takdir tak perlu beradu otot memperebutkan kebersamaan kita,
saat perbedaan bukan lagi jadi jembatan yang tak pernah saling menghubungkan,
saat duniamu dan duniaku bisa saling merestui,
tiada lagi aku dan kamu.
tersisa,
kita. semoga.
Ka(Ku)
----
bergerilya bersama tanda tanya; mematung bersama senja.
entah harus jadi sesempurna apa agar aku sanggup diterima dunia.
semesta kita tak pernah sama. tak tahu aku hidup dibelahan dunia mana.
dalam darah kita mengalir dua lawan yang bersitegang; dan dunia, adalah ruang kita saling mencemooh.. satu sama lain..
menerawang remang-remang pikirmu, berharap aku mampu mencerna.
aku berusaha.
tersibak tanya-tanya kecil menggema, merenggut kesenyapan batinku.
mungkin aku terlalu sibuk mengurus dunia kecil tempat impian kita bernaung,
sehihgga kerap lupa, kau adalah nyata di genggaman.
sekelilingmu meronta, menampar mimpiku dashyat. dan aku harus terbangun oleh kenyataan; bahwa impian ini hanya milik seorang; aku tak pernah turut serta.
duniamu berat, sayang. aku sering hanyut didalamnya. kadang terluka sendiri.
namun aku bertahan; karena aku paham betul makna sebuah kehilangan.
mengais serpih-serpih hati yang tak pernah jadi utuh, aku membangun impianku.
berharap suatu waktu nanti,
saat kenyataan dan takdir tak perlu beradu otot memperebutkan kebersamaan kita,
saat perbedaan bukan lagi jadi jembatan yang tak pernah saling menghubungkan,
saat duniamu dan duniaku bisa saling merestui,
tiada lagi aku dan kamu.
tersisa,
kita. semoga.
Saturday, March 03, 2012
Smell of memories
.... ,
Aroma kenangan
-----
Pagi; aromamu membelalak.
kenangan berserakan dimana-mana.
dibalik selimutpun, kau ada.
layaknya debu dari rangkaian perabot lama yang tak terjamah kemoceng.
dan aku hanya pasrah.
sepasang kupu-kupu hasil kebodohan kita menjelma diperutku.
semoga mereka sanggup terbang; menjemputmu.
kemudian kita berkumpul bersama seperti keluarga: menertawakan masa depan yang tak pernah sampai.
aku menyalakan lagu kesukaan kita, kemudian mengambil posisi.
diatas pecahan-pecahan kaca dengan kaki telanjang; lantang.
darah segar mengalir cepat, biarkan. mendadak aku jadi mati rasa; sebab tiada yang lebih menyakitkan dari kehilanganmu.
tunggu aku!
terkulai lemas. kemudian kehabisan darah. dan mati. menyusulmu.
Aroma kenangan
-----
Pagi; aromamu membelalak.
kenangan berserakan dimana-mana.
dibalik selimutpun, kau ada.
layaknya debu dari rangkaian perabot lama yang tak terjamah kemoceng.
dan aku hanya pasrah.
sepasang kupu-kupu hasil kebodohan kita menjelma diperutku.
semoga mereka sanggup terbang; menjemputmu.
kemudian kita berkumpul bersama seperti keluarga: menertawakan masa depan yang tak pernah sampai.
aku menyalakan lagu kesukaan kita, kemudian mengambil posisi.
diatas pecahan-pecahan kaca dengan kaki telanjang; lantang.
darah segar mengalir cepat, biarkan. mendadak aku jadi mati rasa; sebab tiada yang lebih menyakitkan dari kehilanganmu.
tunggu aku!
terkulai lemas. kemudian kehabisan darah. dan mati. menyusulmu.
Homey
.... , Rumah adalah tempat paling nyaman. dimanapun kita berada, sejauh apapun kita melangkah, kita akan selalu merindukan untuk pulang kerumah. bagaimanapun bentuk rumah kita, kita akan selalu merasa nyaman dan aman ketika berada dirumah sendiri. ya, setiap orang butuh rumah sebagai kebutuhan papan agar terlindung dari hujan, panas, dapat beristirahat, menikmati waktu bersantai dsb. setiap orang butuh rumah untuk menunjukkan identitas. setiap orang butuh rumah, untuk pulang.
rumah yang nyata secara fisik, dapat dibeli. kita dapat menyesuaikan seperti apa bentuk rumah yang kita inginkan, lokasi yang strategis dan sesuai dengan kebutuhan, dan memilih sendiri furniture set yang sesuai dengan konsep rumah yang kita idamkan/sesuai budget/keinginan. tetapi rumah yang tidak nyata secara fisik, hanya dapat diperoleh melalui sebuah pencarian. masing-masing dari kita memiliki standar ideal mengenai pasangan, namun kita tidak selalu mendapatkan satu paket komplit dari satu orang. kita kadang hanya mendapat a dari si b, b dari si c, dan kita jelas tidak mungkin menggabungkannya menjadi satu. ketika kita sudah merasa nyaman di satu hati, kadang kita masih mengcomparenya dengan mengunjungi hati yang lain. ketika lo merasa gak cocok, lo akan pulang, kemudian pergi lagi, dan pulang lagi. sadar atau engga, sebenarnya lo menemukan rumah lo dari awal, hanya aja lo masih selalu mencari dan mencari. jangan lupa, kesempurnaan itu gak akan habis kalau dicari. buat apa lo punya rumah gede, mewah lengkap dengan furniture set yang elegan tapi cuma ditinggali sendirian? sepi kan? lo mau undang puluhan teman lo buat party semaleman suntuk atau nginep berminggu, bahkan berbulan-bulanpun, suatu waktu mereka akan bilang, "gue pulang ya. udah lama gak pulang." dan lo akan kembali sendirian.
rumah sejatinya adalah tempat untuk pulang. pelampiasan rasa lelah, jenuh dan bosan. ketika lo nyaman di satu hati, berhentilah mencari. dan ketika lo mulai bosan ada dirumah, buatlah kegiatan menarik yang menjadikan lo kembali bersemangat, mencari perabot baru atau merenovasi tata letak, dsb. artinya, ketika lo udah mulai jenuh dengan hubungan lo, cobalah untuk mensiasatinya dengan kegiatan baru yang menyenangkan bersama pasangan lo. bukan dengan mencari hiburan lain atau mampir ke rumah tetangga. meskipun ada istilah, "rumput tetangga selalu lebih hijau" lo gak akan pernah tau apa diantaranya ada ulet bulu/engga. persis seperti iklan salah satu produk rokok yang menceritakan bahwa rumput tetangga gak selalu hijau. disitu diceritakan ada beberapa kambing yang tergoda dengan rumput di halaman sebelahnya yang lebih hijau dan memutuskan untuk hijrah kesana. tetapi ternyata, rumput hijau itu adalah umpan pancingan, palsu dan malah ada harimau buas yang kelaparan menunggu mereka. entah sudah berapa banyak "kambing" yang tertipu. jangan tertipu penampilan luar. rumah mewah belum tentu dalamnya mewah. rumah sederhana belum tentu dalamnya biasa aja. sementara rumah yang lo punya, jelas udah lo paham luar dan dalamnya, kenapa harus cari rumah lagi? sementara pasti akan makan biaya untuk renovasi dan ini itunya. cukup satu, buat senyaman mungkin untuk ditinggali. cukup yang sederhana, tapi memenuhi segalanya.
sejauh apapun lo berjalan. sejauh apapun lo berkelana. rumah adalah satu-satunya tujuan akhir.
so, let's go home...
Thursday, March 01, 2012
March
.... , Tuhan gak akan memberikan cobaan yang gak bisa dilalui Umat-Nya. Ia tahu betul bagaimana kemampuan masing-masing ciptaan-Nya. ya, sering banget gue denger kalimat semacam itu yang dilemparkan sebagai bisikan motivasi untuk orang-orang yang sedang merasa jatuh dan terpuruk. kekuatan kata-kata memang luar biasa, karenanya kalimat semacam itu bisa langsung membuat orang yang sedang merasa keadaan tidak berpihak padanya merasa sedikit lebih baik.
kenapa begitu mudahnya kita memotivasi orang lain, tetapi kerap mengalami kesulitan ketika harus memotivasi diri sendiri? kita bisa mudah berempati dan bersimpati terhadap keadaan seseorang, kemudian kita akan berada diposisi yang di-simpati-kan saat kita ada dalam keadaan itu. padahal kita sudah pernah merasakannya melalui empati, kenapa masih perlu dorongan orang lain untuk bertahan? pertanyaan yang sebenarnya sampai saat inipun gue gak pernah bisa jawab.yang gue paham, manusia adalah mahluk sosial yang gak bisa hidup sendiri; seberapa angkuhnyapun lo untuk bilang bahwa lo gak perlu orang lain, lo pasti butuh. karenanya kita akan merasa mati langkah ketika kita dalam keadaan terpuruk, dan tidak ada satupun yang berpihak kepada kita. seperti itulah rasanya benar-benar sendirian.
kita tahu, bahwa kita selalu bisa melewati segala kesulitan yang kita hadapi, entah dengan menghindar atau menyelesaikannya. kita tahu bahwa kita lebih kuat dari yang kita pikirkan. tetapi kadang kita tetap butuh 'ditampar' dengan kata-kata motivasi dari orang lain kalau kita bisa menghadapi semuanya. mungkin ada orang-orang yang sanggup memotivasi dirinya sendiri, tetapi gak sedikit juga yang masih butuh motivasi dari orang lain.
gue, cuma butuh kalimat "everything's gonna be alright" pada saat-saat terburuk di hidup gue, walaupun kadang gak ada yang bilang seperti itu, gue masih tetap meyakinkan diri gue sendiri kalau semuanya bakal baik-baik aja, sekalipun mungkin kenyataannya engga. dan dengan begitu gue termotivasi, setidaknya untuk tersenyum di depan kaca dan didepan orang lain. jangan lupa, pohon yang terlihat kuat dari luar, belum tentu gak rapuh di dalamnya. banyak orang yang terlihat tegar diluar, tetapi rapuh didalam. orang hanya melihat yang diluar, tidak didalam. tapi kita semua memang terlahir istimewa. kita bahkan bisa tertawa saat sedang menangis.
Ya, Tuhan gak akan ngasih cobaan yang gak bisa dilalui umat-Nya. tetapi sebaiknya, kita gak perlu cari-cari masalah dulu supaya bisa melontarkan kalimat itu kepada diri kita sendiri. jangan muluk. meskipun gue juga salah satu yang muluk, gue masih mencoba hidup normal untuk menghindari masalah. semakin rumit pemikiran kita, semakin rumit masalah yang kita terima. sampai kapanpun kita akan selalu jauh dari sempurna. dan sampai kapanpun kita cuma manusia. dan tiap manusia itu berbeda. Tuhan menciptakan karya-Nya dengan keunikan, kelebihan dan kekurangan masing-masing. kita jatuh cinta dari sebuah perbedaan, karena kalau kita jatuh cinta dengan orang yang sama dengan kita, ngaca aja, kita lihat pantulan diri kita disana; artinya, kita jatuh cinta sama diri kita sendiri. seberapapun orang gak suka sama kita, suatu saat mereka akan paham kenapa kita seperti ini. sebanyak apapun orang yang gak suka sama kita, selama kita masih bisa berbuat baik, suatu saat nanti mereka akan melihat kalau kita baik. Tuhan menempatkan kita dilingkungan yang selalu bisa membuat kita lebih baik. Ia ingin ciptaan-Nya yang berbeda sanggup memberi warna disebuah ruang putih yang kosong, supaya jadi lebih berwarna. suatu saat nanti, akan ada yang sadar kalau lukisan yang kita buat itu indah, dan suatu saat nanti, akan ada kehilangan saat kita sudah gak ada lagi.
masing-masing dari kita punya warna; kita memberi warna pada kehidupan orang lain. dan gue, memilih warna ungu untuk diberikan di setiap kehidupan yang gue sentuh, supaya orang lain tau, sesuatu yang gelap pun bisa jadi indah. hitam gak selalu buruk, putih gak selalu bersih, abu-abu gak selalu ragu. dan ungu, gak selalu berarti sendiri.
Welcome March, welcome home problems..
Subscribe to:
Posts (Atom)