Saturday, August 11, 2012

Masih

.... ,
Andai setiap inci tubuhku bisa bicara, tentunya mereka akan mengeluhkan keberadaanmu.
Yang tak menentu.

Bibirku tak akan berhenti menyeru namamu, mengeja setiap hurufnya perlahan, membiarkan gigiku mengigit-gigitnya sambil berharap kau akan muncul. Seperti katamu, 
"Sebut namaku tiga kali, dan aku akan ada disana."
Masih berharap kau datang.

Kedua tanganku tak jemu memanja pikiranku dengan selalu menulis tentang kamu. Jemariku menari lincah diatas papan keyboard, berkali dan mengulang; "aku rindu kamu" ditiap paragraf, hingga berpuluh-puluh halaman telah berlalu.
Masih berharap kau membaca.

Kedua mataku selalu merefleksikan dirimu. Setiap inci mu telah terekam dengan sangat baik oleh ingatan, yang kemudian dipantulkan oleh kedua mataku. Setiap bercermin, aku selalu menemukanmu ada disana. Dibalik mataku. Tersenyum seperti biasa.
Masih berharap kau tahu.

Kedua kakiku  telah menjadi serupa bayang, mengikuti setiap langkahmu menapak. Berhenti disaat kau berhenti. Menari disaat kau menari, bahkan menangis disaat kau menangis. Berharap dapat menyata dan memelukmu tak hanya dalam khayal, seperti kau selalu berkata, 
"semuanya akan baik-baik saja."
Masih berharap kau bahagia.

Tanpa ampun, tanpa jeda. Aku seperti dikhianati tubuhku sendiri. Pikiran dan hatiku bersekutu untuk selalu mencintaimu.

Gila. 

No comments:

Post a Comment