.... ,
Aku memanggilmu dengan nama kesayangan buatanku.
Supaya kau tau,
Aku menyayangimu.
Semoga kau tau.
Dan semoga disaat kau tau, segalanya belum jadi terlambat.
Monday, August 27, 2012
Pelukan
.... ,
Biarkan kedua tanganku merengkuh lingkar lehermu, sebagaimana kau melingkarkan kedua tanganmu di pinggangku: mempersempit jarak antara tubuhku dan tubuhmu.
Kemudian kita saling berpelukan.
.
.
Lama.
Erat.
Hangat.
Penuh dengan kerinduan, melampiaskan semua rasa yang tertahan tanpa saling berkata-kata.
.
.
Semua beku mencair.
Rasa tumpah.
Meruah.
Membanjiri setiap jejak yang pernah kita ukir.
.
.
Biarkan waktu berlalu, jangan menghitung tiap detiknya. Nikmati saja.
.
.
Kemudian biar kita saling merenggang, berjarak.
Jemarimu memenuhi ruang kosong jemariku. Jemari kita saling berpelukan. Saling menggenggam.
Jangan terlepas.
.
.
Jangan saling melepaskan.
.
.
Hingga waktu mempertemukan kita lagi melalui sebuah pelukan.
Biarkan kedua tanganku merengkuh lingkar lehermu, sebagaimana kau melingkarkan kedua tanganmu di pinggangku: mempersempit jarak antara tubuhku dan tubuhmu.
Kemudian kita saling berpelukan.
.
.
Lama.
Erat.
Hangat.
Penuh dengan kerinduan, melampiaskan semua rasa yang tertahan tanpa saling berkata-kata.
.
.
Semua beku mencair.
Rasa tumpah.
Meruah.
Membanjiri setiap jejak yang pernah kita ukir.
.
.
Biarkan waktu berlalu, jangan menghitung tiap detiknya. Nikmati saja.
.
.
Kemudian biar kita saling merenggang, berjarak.
Jemarimu memenuhi ruang kosong jemariku. Jemari kita saling berpelukan. Saling menggenggam.
Jangan terlepas.
.
.
Jangan saling melepaskan.
.
.
Hingga waktu mempertemukan kita lagi melalui sebuah pelukan.
Friday, August 24, 2012
Tinggal
.... ,
Kalau bisa meminta, aku akan meminta kau untuk tetap tinggal.
Sayangnya, aku tak pernah tau apa aku bisa.
Dan apa kau mau.
Kalau bisa meminta, aku akan meminta kau untuk tetap tinggal.
Sayangnya, aku tak pernah tau apa aku bisa.
Dan apa kau mau.
Wednesday, August 15, 2012
Ruang-ruang
.... ,
Ruang hidup kita yang terlalu sempit, atau aku yang terlalu
besar?
Hingga setiap A yang kau eja mampu ku dengar.
Setiap B, C, D yang ku
bisikan sampai juga padamu.
Ruang gerak kita yang itu-itu melulu, atau kamu yang tak
bisa beranjak?
Hingga setiap E yang kau jabat, ku kenal.
Setiap F, G, H yang ku
benci, kau tau.
Mungkin saja bumi terlalu kecil untuk kita,
hingga setiap
kita melangkah selalu terbit jumpa. Atau mungkin bumi terlalu bulat,
hingga tak
ada sudut yang cukup untuk kita bersembunyi.
Tak ada ruang. Sekalipun hampa.
Kau ada dimana-mana. Aku ada dimana-mana.
Kita seperti kuman yang memenuhi udara.
Saling berpelukan
untuk menjatuhkan. Menjangkiti setiap insan menjadi dekat, kemudian
terpisahkan.
Ruang lingkup kita yang terlalu nyata,
atau aku yang tak
bisa berhenti membayang? Hingga setiap tarikan nafasku masih ada dirimu. Setiap
tatapanmu masih memantulkan aku.
Mungkin saja Tuhan terlalu naïf, hingga kita diletakkannya
dalam lingkaran setan yang tak putus-putus.
Hanya untuk saling mengingat.
Atau mungkin Tuhan belum menemukan akhir yang menarik untuk
dituliskannya dalam skenario kehidupan kita,
hingga beragam adegan diuji paksa;
untuk menemukan kesesuaian.
Hanya untuk mencari takdir.
Tak ada benang. Namun saling mengikat.
Layaknya magnet kutub U dan S, tarik menarik tanpa henti.
.
.
Namun tak juga saling memiliki.
Monday, August 13, 2012
Play
.... ,
Players don't play the games, they created it.
"So do I,"
Play with me, I'll create a game that you would like.
Saturday, August 11, 2012
Labil
.... ,
Labil itu, proses menjadi stabil.
Setiap insan perlu labil untuk menjadi stabil.
Labil itu, proses pendewasaan.
Transisi saat pola pikir dipaksa berubah oleh keadaan.
Labil itu, proses pembenaran.
Dimana kita tahu pasti, apa yang benar-benar benar adanya.
Dan salah sebenar-benarnya.
Labil itu, pasti.
Kau perlu labil. Untuk tetap stabil.
Karena sesuatu yang terlalu stabil, membosankan.
Tetapi jangan terlalu lama menjadi labil.
Nanti bisa-bisa lupa caranya stabil.
Labil-lah.
Dan stabil-lah.
Skype-ing
.... , Baru saja berbincang via skype dengan salah seorang sahabat yang sedang jauh. Mulanya bertukar kabar dan keadaan masing-masing. Lama kelamaan mulai mencakup masalah hidup dan personal. Mendadak dia tanya, "Apa target lo dalam hidup.?" Kemudian dengan polosnya gue menjawab, "Gue sedang membuat target gue semenjak gue kehilangan target awal tahun ini." Kemudian gue tersenyum sedikit miris dan dia tertawa. Dan gue jadi ikut tertawa. Menertawai kehidupan yang sedang gue jalankan sekarang tentunya.
Dia berkata, "Setiap orang hidup pasti punya masalah. Gue sedang mencari apa yang nyaman untuk gue." Demikian gue, membatin. "Ada kalanya kita memang terpuruk dan jatuh, tapi lo gak mungkin terus-terusan jatuh dan diam aja kan..? Realitas di depan lo gak pernah segampang lo pikir, dan gue mengingatkan lo." tambahnya. Mendadak ada bulir yang tertahan diujung mata, yang gue tutupi dengan tawa.
Kami banyak berbincang wara-wiri. Rasa rindu dengan acara kumpul-kumpul yang sudah hampir gak pernah terjadi, disertai percakapan-percakapan masa lalu yang turut mampir tadi. Masa-masa dimana kegilaan demi kegilaan berlalu. Dia rindu masa itu, demikian gue. Kemudian dia memberitakan kepulangannya sebentar lagi dan rencananya untuk stay dalam waktu sedikit lebih lama. Rasanya ingin waktu itu cepat datang, ingin segala kebersamaan bisa terulang lagi. Meskipun telah banyak yang berubah, telah banyak yang terjadi, tapi gue harap gue selalu siap untuk apapun kondisi yang akan terjadi nantinya.
Gue rindu Bendi. :')
Rindu setiap momen demi momen kusut yang selalu berhasil membuat tawa pecah, sedih dan duka lenyap. Rindu orang-orang yang selalu ada dan tersenyum untuk gue disaat gue bahkan hampir lupa caranya tersenyum. Rindu berdebat tentang hidup dan hal-hal yang menyertainya. Rindu aroma kehangatan yang nyaris gak pernah gue rasakan lagi. Gue rindu wejangan-wejangan manis saat gue sedang sulit. Dan terima kasih yang teramat, pagi ini gue menemukannya kembali. Gue kembali menemukan langkah yang sempat hilang. Rasanya hangat, meskipun hanya percakapan sesaat.
Tuhan selalu luar biasa.
Semoga nanti, ada waktu dimana satu momen kita bisa saling tertawa bersama lagi, ya. :)
Terlalu
.... ,
Terlalu lelah;
Tapi tak berhenti.
Terlalu lemah;
Tapi selalu berusaha menjadi kuat.
Terlalu malu;
Tapi sering tak tahu malu.
Terlalu naif;
Tapi berusaha biasa saja.
Terlalu cinta;
Tapi terlihat tak peduli.
Terlalu takut;
Tapi suka berpura-pura.
Terlalu.
Terlalu lelah;
Tapi tak berhenti.
Terlalu lemah;
Tapi selalu berusaha menjadi kuat.
Terlalu malu;
Tapi sering tak tahu malu.
Terlalu naif;
Tapi berusaha biasa saja.
Terlalu cinta;
Tapi terlihat tak peduli.
Terlalu takut;
Tapi suka berpura-pura.
Terlalu.
Masih
.... ,
Andai setiap inci tubuhku bisa bicara, tentunya mereka akan mengeluhkan keberadaanmu.
Yang tak menentu.
Bibirku tak akan berhenti menyeru namamu, mengeja setiap hurufnya perlahan, membiarkan gigiku mengigit-gigitnya sambil berharap kau akan muncul. Seperti katamu,
"Sebut namaku tiga kali, dan aku akan ada disana."
Masih berharap kau datang.
Kedua tanganku tak jemu memanja pikiranku dengan selalu menulis tentang kamu. Jemariku menari lincah diatas papan keyboard, berkali dan mengulang; "aku rindu kamu" ditiap paragraf, hingga berpuluh-puluh halaman telah berlalu.
Masih berharap kau membaca.
Kedua mataku selalu merefleksikan dirimu. Setiap inci mu telah terekam dengan sangat baik oleh ingatan, yang kemudian dipantulkan oleh kedua mataku. Setiap bercermin, aku selalu menemukanmu ada disana. Dibalik mataku. Tersenyum seperti biasa.
Masih berharap kau tahu.
Kedua kakiku telah menjadi serupa bayang, mengikuti setiap langkahmu menapak. Berhenti disaat kau berhenti. Menari disaat kau menari, bahkan menangis disaat kau menangis. Berharap dapat menyata dan memelukmu tak hanya dalam khayal, seperti kau selalu berkata,
"semuanya akan baik-baik saja."
Masih berharap kau bahagia.
Tanpa ampun, tanpa jeda. Aku seperti dikhianati tubuhku sendiri. Pikiran dan hatiku bersekutu untuk selalu mencintaimu.
Gila.
Monday, August 06, 2012
Thank You
.... ,
When writing about you, my fingers didn't want to stop.
When I saw you, my eyes wouldn't move to another place.
When there is near you, my whole body can't lie about how happy I am.
Thank you for ever.
Thank you for being there.
Thank you for every spirit that you give.
Thank you for everything.
You are everything.
Not only what I want, but also what I need.
Terlalu
.... ,
Tuhan kadang suka memberi kebahagiaan yang terlalu. Dihadirkannya kamu, disimpan sejenak untuk pergi, kemudian dikembalikan sebagai tanda-Nya bahwa aku harus berhenti mencari.
Tak tahu harus berujar apa selain syukur yang teramat.
Aku tak pernah tahu betapa mahalnya aku dihadapannya; bahkan aku tak pernah mengerti mengapa dicintainya begitu membuatku bahagia.
Ralat.
Mencintainya,
Mencintainya begitu membuatku bahagia. Dicintainya adalah bonus dari Tuhan untuk segala bentuk eksistensi-Nya.
Tuhan selalu penuh dengan kejutan. Ketika kehidupan membuat aku harus mengucapkan selamat tinggal, Ia dengan sabar memeluk dan memberi ku hadiah kecil yang begitu ku butuhkan: Ucapan selamat datang.
Tak tahu harus berekspresi seperti apa selain menangis haru.
Aku tak pernah tahu betapa berartinya kehidupanku untuknya; bahkan aku tak pernah paham betul mengapa kehidupanku bisa berarti.
Ralat kedua kalinya.
Kehidupannyalah yang sangat berarti untukku. Setiap hela nafas yang ku tarik adalah dirinya, dan segala nafas yang ku hembus adalah doa untuk kebahagiaannya.
Tuhan memang selalu tahu apa yang dibutuhkan Umat-Nya.
.
.
.
Dia selalu tahu, aku butuh kamu.
Thursday, August 02, 2012
Antalogi Rasa
.... ,
We're both just people who worry about the breaths we take, not how we breathe.
How can we be so different and feel so much alike, Rul?
No body ever fucked my head as much as you do. I'm done fucking men. I want to marry this one! Rasanya seperti tamparan saat aku sadar bahwa dengan Ruly, the more he makes me suffer, the more I find I love him.
Three years of my wasted life loving you.
That's enough.
I can never win this, can I, Rul?
Ruly
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah bahwa sampai sekarang gue merasa mungkin satu-satunya moment yang bisa mengalahkan senangnya dan leganya gue subuh itu adalah kalau suatu hari nanti gue masuk ke ruangan rumah sakit seperti ini dan Denise sedang menggendong bayi kami yang baru dia lahirkan.
Yang tidak gue ceritakan ke Keara adalah rasa hangat yang terasa di dada gue waktu suster membangunkan gue subuh itu dan berkata "Pak, istrinya sudah sadar." dan bahwa gue bahkan tidak sedikit pun berniat mengoreksi pernyataan itu.
Mimpi aja terus, Rul.
Harris
You smell like heaven full of flowers, Key.
So, Key, while you already have my heart and my dignity all squeezed up in a blender, sekalian aja gue melacurkan diri untuk membuat elo senang, kan?
Gue mencintai lo seperti itu, Key. The more you make me suffer, the more I find I love you.
Berapa lama pun yang elo butuhkan untuk itu, Key.
But for now, this is enough.
This is enough,
I can never win this, can I, Key?
Antalogi Rasa mengangkat cerita cinta segiempat yang terjebak dalam friendzone. Harris mencintai Keara, Keara mencintai Ruly, Ruly mencintai Denise. Dimana masing-masing berusaha menahan perasaannya karena tidak ingin merusak persahabatan yang ada. Hingga Harris tanpa sengaja merusaknya. Dan sejak itu, satu persatu perasaan yang tertutup mulai terkuak.
Ika Natassa berhasil menciptakan karakter yang kuat di dalam ceritanya. Pembaca mampu menghanyut dalam perasaan Keara yang mencintai Ruly, atau perasaan Ruly saat melihat Denise mesra dengan suaminya, atau perasaan Harris yang rela mati-matian melakukan apapun untuk Keara.
Novel yang memiliki tebal sekitar 339 halaman ini terkemas apik dan menarik. Ika berusaha menceritakan karakter masing-masing dan merangkainya menjadi alur. Akrab dengan rutinitas dan kehidupan kaum Urban. Novel ini layak dan harus dibaca buat para penggemar cerita romansa namun jenuh dengan alur yang biasa.
You certainly will not stop reading before finding the end, this is an interesting love story complex. Recommended!
Wednesday, August 01, 2012
August
.... , New month start with a new hope. Ups, wrong. Every new day start with a new hope. Akhir Juli kemarin jadi pelajaran dan pengalaman yang menyenangkan sekaligus berat. Macam-macam permasalahan yang mampir untuk sekedar singgah dan mencicipi bagian kehidupan kita harus jadi motivator yang baik supaya jadi lebih baik.
Agustus sudah tiba. Sebentar lagi NKRI ulang tahun. Hari kemenangan umat Muslim tiba. Liburan musim anak kuliahan sedang berlangsung. Wara wiri calon mahasiswa baru mulai terasa. Aroma kelas baru masih hangat untuk siswa sekolahan. Diantara itu semua, setiap harinya kita akan berharap sesuatu akan selalu lebih baik dari kemarin.
Meskipun awal bulan ini harus gue mulai dengan menatap nanar luka baru di dengkul kanan gue, gue juga sangat bersyukur karena selalu diberi selamat sama Pencipta. Ya, gue masih bisa ngalor ngidul keliling-keliling, masih bisa lega pake celana jeans, dan yang paling gue syukuri, gue masih bisa makan enak! Hehehe. Meskipun 'gak ada hubungannya, tapi itu hal terutama yang harus gue syukuri.
Semoga Agustus ini ceria. Semoga segala hal, keputusan dan harapan yang gue tumpu di bulan ini mampu terwujud satu demi satu. Amin.
August, be nice with me yah. :)
Subscribe to:
Posts (Atom)