Barisan penaku kembali, melukis jingga dimatamu…
Cinta rahasia.
Biar ku bisikan cinta di telingamu,
Karena aku tak bisa meneriakkannya lantang dihadapanmu.
Biar ku sentuh lembut jemarimu,
Karena aku tak sanggup menggenggamnya erat.
Biar ku kecup hangat bibirmu,
Sebab aku tak mungkin lagi bisa mengulumnya mesra.
Biar ku dekap sisa bayangmu,
Karena kau telah pergi meninggalkan cinta dihatiku,
Disertai lubang hitam yang dalam.
Apa kau pernah berpikir sejauh aku berangan?
Apa kau turut meresapi siksa hati yang kau cipta?
Menerka sepi,
Menggenggam malam-malam sendiri,
Berteriak keras menyeru satu kata : namamu
Menahan perih sendiri,
Sakit!
Rintih hatiku lantang.
Tak pernah merasa segalau ini,
Menjalani setiap waktu penuh dengan bayangmu.
Tuhan,
Inikah sesungguhnya tanda karma-Mu berjalan?
Jatuh cinta pada seorang malaikat tak bersayap,
Ciptaan-Mu. Yang disebut “Pria”
Aku hanyalah perempuan biasa,
Yang menemukan kesempurnaan hidup dari seorang adam.
Yang seandainya dia meminta hak atas tulang rusuknya yang
Kau pinjam untuk menjadikanku,
Aku rela mengembalikannya,
Berikut bunga atas pinjamannya.
Seluruh semesta tak perlu tahu cinta ini.
Tapi ku yakin,
Seluruh nurani dan inderamu merasai perasaanku.
Karena ini cinta rahasia;
Rahasia hatiku.
Untukmu, Pangeranku.
Karena sejatinya kau adalah miliknya,
Sang Puteri Raja.
Dan aku,
hanya bisa mengamatimu dari balik tulisanku.
(“,)
No comments:
Post a Comment