Monday, April 30, 2012

1 Perempuan 14 Laki-laki

.... ,
1 Perempuan 14 Laki-laki - Djenar Maesa Ayu

Kumpulan Cerpen Kolaborasi 1 Perempuan 14 Laki-lakii adalah buku kelima Djenar. Buku ini diberi judul demikian karena terdiri dari 14 cerpen yang proses penulisannya dilakukan bersama dengan 14 laki-laki yang berbeda, yaitu Agus Noor, Arya Yudistira Syuman, Butet Kartaredjasa, Enrico Soekarno, Indra Herlambang, JRX, Lukman Sardi, Mudji Sutrisno, Nugroho Suksmanto, Richard Oh, Robertus Robet, Sardono W. Kusumo, Sujiwo Tejo dan Totot Indrarto.

Ke-14 laki-laki yang berasal dari berbagai kalangan ini, mampu membuat setiap cerita yang dihasilkan berkarakter dan unik, segar dan diluar dugaan. Dasarnya, Djenar pun sudah berkarakter dengan ciri penulisan yang lugas dan berani. Setiap cerita yang dihasilkan memiliki esensi dan rasa yang berbeda; termasuk cerita soal penulisannya. Novel ini sendiri merupakan kerinduan Djenar untuk kembali menulis prosa fiksi, setelah 4 tahun asyik bergelut dalam dunia sinematografi.

Yang membuat buku ini menarik ialah, karakter yang hadir ditiap ceritanya. Lo bakal selalu dikejutkan dengan ragam imajinasi yang mengalir begitu aja dipikiran lo. Bagaimana permainan kata-kata yang lugas dan cerdik, menghadirkan permainan pikiran. Gue selalu merasa dapat berimajinasi dengan sempurna saat membaca buku ini. Seperti salah satu cerita yang dibuat Djenar bersama Agus Noor, yang berjudul Kunang-kunang Dalam Bir. Djenar dan partnernya sanggup menggambarkan bagaimana sebuah bir dapat serupa dengan kunang-kunang, dan kunang-kunang serupa dengan bir. Menceritakan seseorang yang  masih dibayang-bayangi kenangan dalam hidupnya. Ia terus menunggu, menunggu dan berharap ada sedikit keajaiban hadir dari masa lalunya untuk mengubah masa depannya. Baginya, hidup ibarat seperti segelas bir dan kenangan, sebelum sesap buih terakhir dan segalanya menjadi getir. Tapi kita tidak tahu apakah benar merupakan gelas terakhir, padahal kita tahu masih mungkin akan ada gelas kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya? "Kita dapat memesan bir, namun kita tak bisa memesan takdir." 

Cerita klasik, namun penyajiannya sangat menarik. Sederhana namun sarat akan makna. Kalau suka sama cerita yang gak biasa, yang gak melulu cinta-cintaan dan bahasa romantisme ala pujangga, buku ini kayanya bakal jadi kejutan yang menarik.. :)

Secangkir Kamu

.... ,
Rindu selalu datang dengan cara yang tak terduga. Seperti saat ini misalnya, saat aku memandangi uap dari secangkir kopi dihadapanku. Padahal aku tak punya kenangan tentang kopi. Padahal kita tak pernah punya kenangan bersama kopi.
*
Gelas kopi kedua. Dan aku masih mengingatmu. Bahkan kenangan tentang kita berputar-putar diatas kepalaku, mengelilingiku. Serius. Rasanya menakutkan.
*
Sudah lebih dari 8 jam aku duduk di café ini. Diam dan sendirian. Menatap layar kosong. Belum tertulis apa-apa. Pikiranku tersedot oleh uap dari cangkir kopi ketiga. Rasanya lepas dan bebas. Sekejap, menggoda dengan aroma yang memikat, kemudian hilang tak berbekas. Bahkan sampai kuseruput habis ampasnya, aku tak juga menemukan hangat yang sama.
*
Seperti kamu.
*
Dua setengah tahun yang lalu kamu hadir dalam kehidupanku, layaknya secangkir kopi panas dengan aroma pekat. Kepiawaianmu menarik hati perempuan tidak pernah diragukan – seandainya ada kompetisi laki-laki paling mempesona, aku yakin kamu akan masuk nominasi 3 besar, dan keluar sebagai juara – tampan, mapan dan berkharisma. Tinggi tegap, kulit kecoklatan, bersih, garis wajahmu terlihat tegas, memiliki tatapan mata yang penuh keteduhan – dan aku yakin, tidak ada seorang wanitapun yang tidak luluh ketika bertemu pandang denganmu – bibir setengah penuh yang selalu kubayangkan bagaimana rasanya bermain-main disana, ditambah dengan lesung pipit yang menyempil dikedua pipimu yang tirus; rasanya aku ingin terhisap didalamnya. Cerdas, dengan argumen-argumen kreatif dan terarah, selalu terlihat stylish dalam setelan apapun; bahkan aku selalu membayangkanmu tanpa sehelai benang. Ah, nakal!
*
Eksistensiku sebagai seorang penulis luluh. Seolah kata sempurna tidak pernah cukup.
*
Aku senang menggerayangimu melalui mataku. Demi Tuhan, kau adalah ciptaan-Nya yang sangat menakjubkan! Tiap lekuk tubuhmu adalah kesempurnaan yang tidak terlukiskan melalui kata-kata. Aku curiga kau bahkan punya sayap dipunggungmu.
*
Oke, mungkin sedikit berlebihan.
*
Dan kemarin, kau baru saja mencampakkanku. Tanpa ampas. Berkali kujilati dinding cangkir kebersamaan kita, dan tak kau tinggalkan bekas. Kau menghilang begitu saja.
*
Barang-barangmu hilang, bahkan semua pakaian di keranjang kotor lenyap tak bersisa. Haruskah aku mengintrogasi pihak binatu atas hilangnya dirimu? Layaknya terhisap lubang hitam, kau hilang. Tak berbekas. Mungkin setelah ini aku akan menghubungi NASA untuk melacakmu. Ah. Tidak mungkin..
*
Gelas kopi keempat. Sepertinya kondisiku mulai memprihatinkan. Mungkin aku harus berhenti membayangkanmu layaknya uap kopi, atau aku akan mati karena terlalu banyak mengkonsumsi kopi.
*
Ralat. Mengkonsumsimu, tepatnya.
*
Aku seperti berada dalam kondisi sakau, atau, lebih dari itu. Setidaknya ketika sakau, kita masih dapat mencari dan menodong pengedar untuk mendapatkan sedikit heroin dan teman-temannya, kemudian sakau berubah menjadi nikmat. Sementara aku, harus pasrah mengigau namamu, yang jelas-jelas telah lenyap diculik mahluk luar angkasa. Harusnya ku cloning kau lebih dari satu.
*
Lihat. Uapnya begitu memikat. Gelas kopi kelima kali ini mulai membuat jantungku berdetak lebih cepat. Sebentar lagi aku akan benar-benar masuk Rumah Sakit.
*
Aku harus segera menghabiskan gelasku, dan harus jadi gelas terakhir. Bergegas ke meja kasir dan membayar, kemudian keluar dari café ini. Move on.
*
Berjalan beberapa waktu, kutemui kedai kopi. Lagi. Aku berhenti didepannya. Kemudian seorang waiters datang menghampiri, mempersilahkan duduk dan aku menurut. Ia memilihkan tempat di sudut café yang langsung menghadap keluar, dan aku dapat memandangi hilir mudik orang lewat. Ia segera merekomendasikan kopi terbaik, sejurus kemudian aku memesan.
*
“Saya pesan secangkir kopi tanpa ampas, yang uapnya tak akan habis dimakan waktu.”

Tuesday, April 17, 2012

Happy 23th!!

.... , Happy Birthday to Me... Happy Birthday to Me.. Happy Birthday, happy birthday, Happy Birthday to Me...
Selamat tambah tua, gue. Selamat tambah segala-galanya. Selamat tambah dewasa, memasuki usia 23 yang bakal jadi 24 dst. Semoga kuliah cepet lulus, kerja sukses, mapan dan punya kehidupan yang layak sebagai perempuan. Semoga bisa lebih sabar dan tawakal, kuat dan tegar dalam menghadapi segala tempaan hidup beserta kejutan-kejutannya yang luar biasa. Semoga selalu ingat bersyukur dan tetap setia pada Tuhan, rajin ke Gereja dan berdoa. Semoga bisa menjadi lebih baik lagi untuk orang-orang disekeliling. Semoga rajin membaca, rajin berkarya. Semoga tetap eksis dengan segala kengeyelannya, keunikannya dan keabsurdan pola pikirnya. Semoga bertambah segala yang baik dalam hidupnya! 

Amin. Amin. Amin.

Segala ucapan selamat dan doa mengalir dari orang-orang terkasih. Ah, rasanya membahagiakan mengetahui betapa banyak orang disekeliling kita yang mendoakan, walaupun mungkin sebagian banyak diantaranya juga teringat reminder dari ponsel atau notifikasi dari Facebook. Tapi tetap berkah yang luar biasa! Meskipun ini adalah tahun pertama merayakan ulangtahun tanpa papa, tapi gue yakin banget papa mendoakan dari surga. Miss you, Dad. :)

Tahun ini, gue dapat kejutan kecil dari orang-orang terkasih dihari spesial, rasanya haru. :")
Widya dan Ayu spesial menyempatkan waktu dari rutinitas masing-masing untuk sukses mengejutkan gue dengan kue ulang tahun yang rasanya enak banget dengan taburan meses, cheri dan lilin berangka 2 dan 3 (yang hampir dipasang kebalik) diatasnya. Manis sekali! Belum lagi Arif yang juga mendadak datang, yang tadinya berencana mau ngerjain di Pakde tetapi gagal.. Muehehe..

Belum lagi hadiah berupa buku, dari Widya dan tetangga-tetanga dikostan (yang sebenarnya spesial gue request) dan satu set perhiasan perak (kalung berbandul salib dan anting manik) yang manis dari Pak Bos. :") Lucunya  gue juga menghadiahi diri gue dengan tidur panjang, dari tanggal 16 April jam 11 malam sampai tanggal 17 April jam 2 sore.. Lebih mirip pingsan.

Tiap tahun memang punya cerita sendiri, kadang menyenangkan, terlalu menyenangkan, sampe sedih dan menyebalkan. Tetapi bagian menyenangkannya dari segala nano-nano itu ialah selalu ada syukur atas setiap nikmat yang diberikan-Nya. 

Semoga masih ada tahun berikutnya, dan berikutnya. Lagi. Amin. 
Terima kasih Tuhan untuk setiap helaan nafas yang masih Kau berikan kepadaku.. Hadiah terindah untuk bisa menikmati kehidupan dari-Mu. :)

Wednesday, April 11, 2012

Lalai

.... ,
Kamu adalah untaian doa yang tak terputus waktu.
Selalu ada namamu dalam setiap pejamku. Kebahagiaanmu, pintaku.

Kamu adalah rangkaian puisi yang tak pernah selesai.
Selalu ada kata yang tumpah, meruah. Kala membicarakanmu.

Kamu adalah ombak dikala pantai pasang.
Selalu menyentuh bibir pantai ingatan. Berdesir. Tak pernah surut.

Kamu adalah debur angin yang melahap hangat.
Menyentuhku, menyejukkan.

Cinta tidak pernah cukup mendeskripsikanmu melalui rasa.
Seperti aku,
Yang tak bisa mencintaimu lebih dari kata.

Sebab kamu.. adalah hasrat yang tak tersampaikan.

Lapar

.... ,
Waktu lagi nungguin pesanan di salah satu resto fastfood sama beb @MelaniaWidya , dan mulai kelaparan!
----
Sirine kereta melantun lantang, dan aku tetap terjaga. Semua bergegas, namun aku tetap diam terpaku. Semua beranjak, namun aku hanya menatap miris, mengapa mereka mengejar waktu? Yang bahkan tak pernah cukup untuk dimilliki..

Di satu sudut meja, aku menatap jauh ke layar. Lebih dalam dari kelihatannya. Lebih jauh dari sebaris kalimat mesra yang sempat terbaca.
Segelas kenangan terhidang lengkap dengan es batu; yang menjaganya tetap hangat di ingatan.
Membauimu melalui aroma-aroma disekeliling. Pekat. Perutku mendadak keroncongan.
Tak pernah selapar ini.
Ini masih terlalu pagi untuk menikmatimu.

Ingin melahapmu, dan tak pernah kenyang. Tak habis-habis.
Berulang dan terus menerus.
Diatas sepiring kebersamaan kita, aku menelanmu bulat-bulat.
Menggerogotimu dengan penuh nafsu, menelanjangimu tidak hanya melalui tatapan mata. Lekat dalam hasrat. Hasratku mendadak tak tertahankan.
Tak pernah selapar ini.
Menginginkan-mu.

Kemudian sekali lagi, sirine membuncah lantang, memecah keheningan. Namun kenangan tentangmu tetap ngeyel, tak juga beranjak.
Ia suka berlama-lama bersamaku, dan selalu menimbulkan tanya: Mengapa kamu tidak?
Semua kembali bergegas, mengejar waktu. Namun aku masih disini, terdiam menunggumu.
Untuk memuaskan rinduku.

7th Words

.... , Sebagai apresiasi gue terhadap keinginan membaca yang kelewat menggila beberapa waktu belakangan ini, gue mau bikin satu hastag baru sebagai label yang berjudul #Recommended #Books : dimana gue akan mendeskripsikan buku yang baru saja gue baca sebagai rekomendasi dan sharing, tentunya. :)

Sebagai penikmat buku-buku bergenre sastra fiksi, buku yang nantinya akan gue review masih seputar genre tersebut. Meskipun gak menutup kemungkinan di dalam buku itu akan ada banyak kutipan ilmiah atau malah gue akan banting stir ke genre komedi, ya, selalu ada banyak kemungkinan. 

Bermanfaat tidaknya, semoga saja. Gue juga akan mereview kalimat-kalimat menarik dan mendeskripsikan sedikit banyak tentang penulisnya dan karya-karyanya yang lain. Semoga hastag ini gak akan mati ditengah jalan. 

Enjoying! 

Monday, April 09, 2012

Hening

.... ,
Kadang, kata-kata terlalu buram untuk menyampaikan maknanya.
Sama seperti keinginanku.
Sejenak terasa sebagai emosi sebuah obsesi; ingin memiliki.
Dan sejenak terasa bagai sebuah kebutuhan; mencandu.

Merangkummu dalam barisan demi barisan kata, membuatku seringkali lupa bahwa kata tidaklah cukup untuk sebuah penghakiman rasa.
Meskipun sebuah kata mampu menentukan masa depan, entah sebuah pergumulan maupun kehilangan.
Pergumulan yang merindui kebersamaan: menghabiskan pelukan demi pelukan sampai tidak ada waktu yang berjalan.
Kehilangan yang berkali, selalu dan selalu: ketakutan akan sebuah perasaan yang sejati. ketakutan akan dicintai.

Kini, aku menemukanmu diantara tumpukan kata rindu yang berserak.
Kemudian berguguranlah segala pertahanan.
Selamat datang. Di dunia kecilku.
Hening.

Sunday, April 08, 2012

Filosofi Kopi

.... ,

Filosofi Kopi - Dewi Lestari


Sesuai dengan judulnya, Filosofi Kopi merupakan kumpulan cerita dan prosa satu dekade (1995-2005) yang terdiri dari 18 karya (cerita pendek dan prosa). Dua diantara 18 karya dalam buku ini ("Rico de Coro" dan "Sikat Gigi") pernah dipublikasikan dan beberapa lainnya disunting menjadi berbeda.

Kisah yang paling menarik di buku ini ialah kisah "Filosofi Kopi" yang juga merupakan kisah pertama dan memiliki kesamaan dengan judul covernya. Filosofi Kopi menceritakan tentang dua sahabat, Ben dan Jody. Ben  merupakan pecandu kopi yang dengan tekunnya mengelilingi tempat-tempat penghasil kopi terbaik di berbagai penjuru dunia, untuk sekedar mencicipi dan mengintip dapur mereka.
Sementara Jody, partnernya yang selalu menjadi penikmat pertama hasil percobaan Ben di dapur kopi mereka. Pertemuan mereka akhirnya menghasilkan "Ben & Jody" yang merupakan kedai kopi sederhana. Seiring dengan banyaknya pelanggan yang selalu haus akan inovasi dan obsesi Ben untuk selalu menyajikan yang terbaik, kedai kopi itu bertransformasi menjadi "Filosofi Kopi", dimana setiap pengunjung yang datang akan memperoleh 'kartu' yang mendeskripsikan kopi pesanan mereka. Ben sendiri terus berusaha menemukan racikan-racikan yang istimewa yang dapat memuaskan egonya atas sebuah tantangan dari seorang pelanggan. Terciptalah 'Ben's Perfecto' dan voila! citarasanya yang luar biasa berhasil menarik pelanggan lebih banyak lagi. Hingga mental Ben harus dihancurkan oleh secangkir kopi murni yang asli. Perjalanan secangkir kopi yang sangat menarik, meskipun kisahnya belum berakhir disitu.. :p

Demikian dengan kisah Rico de Coro yang menceritakan kisah seekor pangeran kecoak yang jatuh cinta pada anak manusia dirumah yang dijadikannya sarang tempat tinggal. Entah harus bagaimana menceritakan kisah ini, tapi membaca langsung menjadi satu-satunya saran terbaik.

Filosofi Kopi mungkin sebuah kumpulan kisah, tapi merupakan salah satu best of-nya Dee yang harus dibaca! :)

Wednesday, April 04, 2012

Begitu Saja

.... , Setiap pujangga selalu punya kata untuk hal-hal kecil yang kadang tak kasat mata. Seperti aku mampu melihat cinta, bahkan ketika kau tak sadar pernah memilikinya. Setiap pelukis selalu punya sisi pandang istimewa setiap kali menggoreskan kuas diatas kanvasnya. Seperti aku selalu melihatmu sebagai keindahan dan anugerah, bahkan ketika kau selalu menganggap dirimu sebuah musibah.

Setiap persoalan pasti punya akar permulaan. Namun aku tak pernah tahu sejak kapan aku mulai jatuh cinta padamu. Mengalir seperti air dari hulu, begitu saja terbawa arus. Bebas bergerak, memenuhi ruang dan kemudian menyejukkan. Kau hadir seperti perkara, tanpa undangan tanpa pamit. Selalu begitu saja. Tak terselesaikan, kadang tanpa akhir.

Namun disaat setiap pertemuan akan menghadirkan perpisahan: Aku berharap kita tak perlu bertemu. Biarlah setiap pertemuan-pertemuan singkat kita menggantung tanpa selamat tinggal. Sehingga tak perlu ada hai, lagi. Dan lagi. Kita akan bersikap layaknya magnet kutub utara dan selatan, saling menarik; saling menemukan. Sekali lagi tidak ada hai, tidak ada selamat tinggal: Hanya sebuah senyuman dengan kata, "Aku pulang" dan "Selamat datang"

Begitu saja.

Sunday, April 01, 2012

April

.... , Pilihan selalu menjadi bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari. Setiap orang yang hidup pasti akan dihadapkan pada pilihan, yang seringkali tidak menyenangkan. Dan mau tak mau, kita harus memilih yang lebih baik dari yang lainnya. Namun kadang, kita membuat pilihan dari 2 menjadi 3; menentukan opsi sendiri untuk menghindari memilih diantara 2 pilihan awal. Bisa jadi kita enggan memutuskan, enggan kehilangan salah satunya, atau memang tidak ingin menjadikan 2 pilihan itu sebagai pilihan.

Ya, seperti yang selalu gue bilang. Hidup itu pilihan. Lo bisa memilih untuk tetap menjalaninya dengan ribuan konsekuensi masalah dan kebahagiaan yang akan datang, atau memilih untuk mati dan berhenti merasakan segalanya. Bisa juga lo memilih untuk hidup sebagai raga kosong yang jiwanya telah mati karena memilih untuk menyerah kepada hidup. Atau bisa juga lo memilih untuk menjadi gila supaya berhenti berpikir tentang hidup. Ketika hidup hanya memberi lo 2 pilihan -untuk menjalankan atau mengakhirinya- seringkali kita sebagai manusia suka membuat opsi-opsi diluar pilihan. Hidup itu layaknya soal pilihan berganda. Kita hanya boleh memilih jawaban yang tertera pada opsi, bukan membuat opsi kesekian untuk menghindari pilihan yang ada. Bukankah ketika kita membuat opsi baru, kita juga sedang membuat pilihan?

Mengapa membuat hidup menjadi terasa lebih rumit? Entahlah. Gue pun seringkali begitu. Suka membuat pilihan-pilihan baru yang ujung-ujungnya akan kembali lagi pada pilihan awal. Dan begitu seterusnya. Manusia itu terlalu kompleks untuk bisa dimengerti. Gue sebagai mahluk yang tergabung dalam kesatuan manusiapun, kadang gak bisa memahami manusia lain yang ada disekitar gue. Dan akan kembali lagi pada opsi, "gak mau" atau "gak bisa" ? 

Hidup akan selalu tentang memilih. Gue memilih untuk menikmatinya dengan secangkir kopi berisi kenangan dan bacaan tentang masa depan. Menarik kan? Selamat datang, April. Selamat tambah tua 16 hari lagi..