.... ,
Kumpulan Cerpen Kolaborasi 1 Perempuan 14 Laki-lakii adalah buku kelima Djenar. Buku ini diberi judul demikian karena terdiri dari 14 cerpen yang proses penulisannya dilakukan bersama dengan 14 laki-laki yang berbeda, yaitu Agus Noor, Arya Yudistira Syuman, Butet Kartaredjasa, Enrico Soekarno, Indra Herlambang, JRX, Lukman Sardi, Mudji Sutrisno, Nugroho Suksmanto, Richard Oh, Robertus Robet, Sardono W. Kusumo, Sujiwo Tejo dan Totot Indrarto.
Ke-14 laki-laki yang berasal dari berbagai kalangan ini, mampu membuat setiap cerita yang dihasilkan berkarakter dan unik, segar dan diluar dugaan. Dasarnya, Djenar pun sudah berkarakter dengan ciri penulisan yang lugas dan berani. Setiap cerita yang dihasilkan memiliki esensi dan rasa yang berbeda; termasuk cerita soal penulisannya. Novel ini sendiri merupakan kerinduan Djenar untuk kembali menulis prosa fiksi, setelah 4 tahun asyik bergelut dalam dunia sinematografi.
Yang membuat buku ini menarik ialah, karakter yang hadir ditiap ceritanya. Lo bakal selalu dikejutkan dengan ragam imajinasi yang mengalir begitu aja dipikiran lo. Bagaimana permainan kata-kata yang lugas dan cerdik, menghadirkan permainan pikiran. Gue selalu merasa dapat berimajinasi dengan sempurna saat membaca buku ini. Seperti salah satu cerita yang dibuat Djenar bersama Agus Noor, yang berjudul Kunang-kunang Dalam Bir. Djenar dan partnernya sanggup menggambarkan bagaimana sebuah bir dapat serupa dengan kunang-kunang, dan kunang-kunang serupa dengan bir. Menceritakan seseorang yang masih dibayang-bayangi kenangan dalam hidupnya. Ia terus menunggu, menunggu dan berharap ada sedikit keajaiban hadir dari masa lalunya untuk mengubah masa depannya. Baginya, hidup ibarat seperti segelas bir dan kenangan, sebelum sesap buih terakhir dan segalanya menjadi getir. Tapi kita tidak tahu apakah benar merupakan gelas terakhir, padahal kita tahu masih mungkin akan ada gelas kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya? "Kita dapat memesan bir, namun kita tak bisa memesan takdir."
Cerita klasik, namun penyajiannya sangat menarik. Sederhana namun sarat akan makna. Kalau suka sama cerita yang gak biasa, yang gak melulu cinta-cintaan dan bahasa romantisme ala pujangga, buku ini kayanya bakal jadi kejutan yang menarik.. :)