.... , welcome November. I'm done with October. Sepanjang bulan Oktober lalu, beragam rantai-rantai patah mulai tersambung dan menunjukkan sesuatu. Ada satu hal menarik yang cukup menyita perhatian, yaitu "Ketika satu kebenaran terpancing keluar, kebenaran lain mengekor dibelakang." Yang menjadi lucu karena semua orang terdekat berlomba-lomba memberitakan kebenaran. Hei, kemana saja selama ini? Menyembunyikan kebenaran karena takut? dan setelah ada yang berani mendobraknya, baru ngekor-ngekor kek buntut. Satu hal ini cukup membuktikan bahwa gak semua orang berani memulai dan gak semua orang berani untuk jujur. Seneng banget jadi followers. Kenapa gak coba jadi trade centre kalau memang mampu? Gimana mungkin lo bisa jatuh cinta sama orang yang bahkan gak yakin siapa dirinya? Pertanyaan berikutnya, "Udah jujur sama diri sendiri?" :)
Sepanjang bulan lalu banyak 'shit happens' yang akhirnya malah bikin gue totally move on. Not at all, but now I have enough reason to move. Thanks a lot buat pelajaran berharganya.
Thanks a lot for my heart traveler. I love the way you are. Gue gak akan bisa memaknai bagaimana hati seharusnya bekerja kalo gak 'ditampar' dulu. Thanks for my lovely inspire man, the most and only. Gue gak bisa memaknai arti kata "Kenapa harus gak rela" tanpa kebijaksanaan lo yang kadang suka berpura-pura dan bikin kata menyerah jadi mudah sekali terucap. Thanks for my past, wejangan-wejangan lo masih menemani hidup gue, berbahagia ya! Thanks for Ruki, untuk cintanya yang gak pernah habis dan apresiasinya yang luar biasa untuk semua karya gue yang bahkan belum jadi apa-apa. And big thanks for you, Dad. Karena gak pernah benar-benar meninggalkan anak manis kesayangannya ini digoda laki-laki blangsat.
Terima kasih untuk semua yang pernah hadir dan mengisi, walau hanya sekedar minum teh bareng atau ngopi-ngopi cantik.
November, I'm ready to move on. :)
No comments:
Post a Comment