Tuesday, September 18, 2012

Otak vs Hati

.... ,

Sebut saja aku rasa. Senyawa aktif yang hidup ditiap mahluk, termasuk manusia. Sifatku kasat mata. Bahkan hampir tak memiliki rupa. Seperti oksigen yang terhirup keluar masuk peparu, aku suka melintas menggoda pikiran, kadang singgah sejenak untuk minum kopi bersama pikiran-pikiran busuk manusia, kemudian pergi begitu saja. Berkelana mencari celah dari gelisah. 
Hei, akulah pembawa resahmu!
Katanya aku bisa dimanipulasi, kenyataannya otaklah yang suka memanipulasi aku! Memperdaya aku dengan realitas yang tak sepihak denganku. Otak terlalu ego, takut kehilangan perannya.
Padahal, tidak semua hal harus dipikirkan kan?

Sebut saja aku otak. Organ terintim mahluk hidup, juga manusia. Aku menciptakan pikiran, mengendalikan gerak. Termasuk rasa. Ia adalah penghianat kecil yang tak pernah mengakui aku sebagai penciptanya. Selalu berusaha unjuk gigi, mengambil alih peranku.
Katanya aku memanipulasi rasa, kenyataannya rasa lah yang membiarkan dirinya terjebak dalam realitas yang tak seharusnya. Rasa sangat ego, ingin selalu ada didepan dan dipentingkan.
Padahal, banyak hal yang lebih penting daripada rasa kan?

Aku manusia. Katanya aku dilengkapi akal dan budi, pikiran dan rasa. Aku selalu lemah terhadap rasa, tapi aku suka! 
Sama halnya ketika aku berpikir bagaimana harus merasakan.

No comments:

Post a Comment