Wednesday, July 24, 2013

Rupa Rupa Hati

.... ,
Secangkir dua cangkir kopi pahit ku sesap tanpa jeda. 
.
.
Sebatang dua batang rokok berakhir abu diatas asbak merah jambu.
.
.
Berpuluh-puluh halaman kertas penuh tulisan lecak tanpa terbaca, 
tetapi penuh tetes; entah dari mata, entah dari hati.
.
.
Entah harus bersuka atau berduka dalam cita. 

Hatiku seperti abu diatas asbak merah jambu, Melihat namamu akan terpatri dalam cincin seorang perempuan; yang kehidupannya begitu ku irikan karena dicintaimu.

Hatiku lebih lecak dari jejak remas tangan di berpuluh halaman surat cinta milik sejarah kita, Melihat namamu telah bersanding manis dalam sebuah undangan pernikahan.

Hatiku lebih pahit dari ampas kopi yang masih tersisa di cangkir, Melihat tidak ada lagi waktu dan kesempatan untuk dapat menghabiskan sisa hidup bersamamu.

.
.
.
Secangkir dua cangkir kopi ku sesap tanpa jeda. Kali ini pakai dua sendok gula, supaya aku selalu ingat, dibalik semua kehancuran ini masih ada kenangan manis tentangmu;
                    
  yang telah mengkristal di hatiku.

Sunday, July 21, 2013

Pagi yang masih sepagi ini

.... ,
Pagi ini, pagi yang masih sepagi ini, semesta menangis.

Langit berduka cita sedalam-dalamnya. Awan-awan berpakaian hitam kelam, bulir-bulir air turun perlahan dari udara, membasahi pagi. Daun-daun tertunduk basah. Jalanan tergenang, kenangan tumpah dimana-mana;
Karenamu.

Pagi ini, pagi yang masih sepagi ini, dingin menyergap kenanganku; menghangatkannya kembali di tungku hati.

Pagi ini, aku tersedu.

Tuesday, July 09, 2013

Sebab

...,
Sebab keindahan tak mesti menjanjikan bahagia.

Sebab tersenyum bukan berarti tak teriris.

Sebab tidak semua yang terlihat mata, benar adanya.

...,
Sebab tidak semua hal yang menyakitkan perlu disebarluaskan, seperti halnya tidak semua hal yang membahagiakan dapat disembunyikan.

...,
Sebab,


Menghasilkan


Akibat.

Katanya

.... ,

Katanya,
Seorang penyair cuma butuh sakit hati untuk menghasilkan sebuah mahakarya.


Kenyataannya,

Seorang penyair butuh lebih dari sekadar perasaan sakit hati untuk berkarya.

Ia perlu meresap perasaan sakitnya menjadi barisan kata-kata, atau warna dan gambar dalam kanvas.
Atau mengiris hati melalui telinga dalam nada.
Atau sekadar tatapan kosong tanpa makna.


Dan terkadang,

Bahagiapun bisa menjadi menyakitkan dalam sebuah karya.