.... ,
Aku masih sebentuk embrio saat kau melenyapkan aku.
Sebuah jentik rasa yang masih malu-malu, bahkan untuk merasai detaknya sendiri.
Kau enggan membesarkan dan melahirkan aku, karena kau menganggap aku hina.
Perasaanmu terlarang: jatuh cinta pada seorang pria yang telah berumah tangga.
Kemudian kau memupusku,
Membunuhku dengan keji.
Aku masih serupa denyut-denyut kecil nadimu yang ringkih,
saat kau mengaborsi aku.
No comments:
Post a Comment