.... ,
Kadangkala, aku enggan disebut rumah olehmu.
Kepulanganmu memang hal yang begitu ku nantikan, tetapi aku tidak tahu berapa kali kau singgah sebelum pulang.
Sunday, January 27, 2013
Friday, January 11, 2013
dua cangkir hati bicara perihal patah hati
.... ,
Dua cangkir hati bicara perihal patah hati.
Sisa bibirmu membekas tidak hanya diujung cangkir kopi, tetapi juga dibibirku.
Manis.
Getir.
Pahit.
Bulir ampasnya membercak, di hati. Menyisakan perih.
Kala itu, aku dan kamu sering menghabiskan ribuan detik dengan dua cangkir kopi. Berisi hati dan perasaan cinta yang manis. Hingga pahit kopi terasa nikmat.
Dua cangkir hati bicara perihal patah hati.
Kamu menangis mengingat masa lalu yang begitu sulit terlupakan. Aku meringis mendengarmu masih jelas mengingatnya.
Nyeri.
Nyeri.
Nyeri.
Sakitnya berdenyut-denyut memekak, dari telinga ke ulu hati.
Dua cangkir hati berbicara perihal patah hati.
Aku patah hati karenamu. Kamu patah hati karena dia.
Peluk
.... ,
Hanya dipelukmu saja, aku merasa aman.
Seperti anak kecil yang merajuk ditimang sebelum lelap,
pelukmu adalah ruang paling lapang yang menyejukkan dada.
Sial
.... ,
Sial. Kata-kata tertahan
disela jemari saat hendak menguraimu lewat tulisan. Padahal rindu telah
mengepul diatas kepala hingga menguap, luruh membasahi hati. Lahar air mata
mengalir pelan diujung mataku, panas. Inilah yang paling aku benci darimu:
Rindu.
Layaknya hilir yang tak
bermuara, aku berarak terombang ambing, digeluti bimbang tiada akhir.
Menunggumu memang bukan perintah, tetapi segenap pikiran dan hatiku telah
bersepakat menutup pintu dan jendela dalam hati rapat-rapat, hingga sesak
kehabisan udara. Kemudian mati, membentuk prasasti dalam hati bertuliskan
namamu; yang sesekali masih ku ziarahi dengan membawa rupa-rupa rindu, yang
perlahan turut menggerogoti hati yang tinggal sisa-sisa.
Kamu percaya hantu? Aku
percaya. Tetapi percayakah kau, tidak semua hantu berasal dari alam ghoib?
Percayalah, sebab sebagian lainnya berasal dari masa lalu. Seperti kamu. Kamu
dan bayang-bayang masa lalu yang telah ku kubur paksa dalam hati – namun kerap
ku ziarahi – sering sekali berkelibat dipikiran. Sesekali mampir dihati,
numpang mengiris bawang diatas luka dan memeras jeruk nipis diatas bekasnya
yang masih menganga. Kamu lupa? Hati bukan kulit luar yang bisa membentuk
koreng dan memastikan lukanya sembuh hanya dengan bekas keloid. Mungkin kamu
lupa.
Benarkah kamu tak rela ku
lupakan? Hingga dengan keji kamu kerap mengungkit aku. Lantas apa artinya pernyataan
“mengapa harus tak rela?”
jawablah sendiri.
Rasa yang masih serupa jentik
.... ,
Aku masih sebentuk embrio saat kau melenyapkan aku.
Sebuah jentik rasa yang masih malu-malu, bahkan untuk merasai detaknya sendiri.
Kau enggan membesarkan dan melahirkan aku, karena kau menganggap aku hina.
Perasaanmu terlarang: jatuh cinta pada seorang pria yang telah berumah tangga.
Kemudian kau memupusku,
Membunuhku dengan keji.
Aku masih serupa denyut-denyut kecil nadimu yang ringkih,
saat kau mengaborsi aku.
Memelukmu dalam rima
.... ,
Aku suka memelukmu lama-lama
Merangkaimu dalam puisi, lebih dari kata-kata
Menciumi keningmu dengan bertubi cinta
Yang tak lekang termakan usia
Aku suka memandangi wajahmu
Menatap paras ayu mu, yang tersibak malu-malu
lengkung senyum pelangi di bibirmu
Yang kerap membuatku lupa waktu
Aku suka memelukmu lama-lama
Merangkaimu dalam puisi, lebih dari kata-kata
Menciumi keningmu dengan bertubi cinta
Yang tak lekang termakan usia
Aku suka memandangi wajahmu
Menatap paras ayu mu, yang tersibak malu-malu
lengkung senyum pelangi di bibirmu
Yang kerap membuatku lupa waktu
Januari
.... , Tahun baru. 2012 telah berlalu dengan sejuta permasalahannya. 2013 sudah terlewat beberapa hari. Lama tak posting, lama tak bicara. Pergantian tahun kemarin akhirnya bisa merayakannya dirumah, setelah tahun-tahun sebelumnya selalu terlewati diluar rumah. Tahun baru, rasa lama. Masih seputaran ini-itu saja. Kalender berganti dengan cepat, tetapi perasaan tidak pernah secepat itu berganti. Yah, masih selalu belajar untuk bergerak. Karena pada akhirnya, segala sesuatu memang harus bergerak, entah maju ataupun mundur. Tetapi semoga gue tidak berjalan mundur.
Wops! Keinginan menulis maju mundur naik turun, sesuai ritme hati. Salah kelihatannya. Mendadak suka kehabisan niat dan asa, hingga putus begitu saja. Tetapi putus asa itu bukan pilihan karena masih banyak yang bisa dilakukan dan dipelajari.
Ada yang datang, ada yang pergi. Ada yang dimulai dan ada yang diakhiri. Semoga awal tahun ini menjanjikan keberuntungan, dan semoga tahun ini dilimpahi berkat yang tak berkesudahan.
Selamat datang 2013, selamat.
Subscribe to:
Posts (Atom)