.... ,
Aku pernah mengecup rindu dalam doa, di hadapan Esa. Ku catut namamu dalam sebuah paragraf tanpa titik koma, saat khidmat berbincang denganNya.
Dua cangkir air mata ruah, ku sesap perlahan sebagai pelipur lara. Sepotong hati tengah berduka, dalam luka yang dibawa dari dasar hatinya.
Aku pernah mengatup kedua tangan rapat-rapat, seperti seorang anak kecil menggigil terserang udara dingin. Menyeru satu nama yang sama berulang kali, disanding rindu sebagai pelengkapnya. Namamu adalah ingatan. Sementara waktu enggan memisahkannya dengan luka.
Debar demi debar mempercepat geraknya, membuatku gusar. Sepasang mata tengah bersedih, dalam cinta yang ditujukannya pada angan.
Aku pernah mencintai dengan cukup berani melepaskan dengan alasan kebahagiaan. Ku tutup kedua mataku dan ku hirup aromamu untuk terakhir kali, sambil berbisik "semoga kamu baik-baik saja."
Kemudian kita akan belajar saling melupakan, atau memaksa diri untuk melupakan, atau berharap dapat hilang ingatan.
Aku pernah mencintai kamu.
No comments:
Post a Comment