.... ,
Saya sedang membaca buku tentang cinta chapter pertama. Ceritanya masih biasa-biasa saja. Tokoh utamanya adalah seorang perempuan muda, yang patah hati dengan senja.
.
.
Saya melanjutkan membaca chapter kedua. Ceritanya masih biasa-biasa saja. Perempuan muda itu bersikukuh bertahan, mendirikan benteng berlapis-lapis di hatinya, dengan menyisakan pintu kecil yang terbuat dari kayu dibawahnya.
Satu-satunya yang tidak dilindungi egonya.
Berharap, ada ksatria masuk dan menyelamatkan harapannya.
.
.
Saya kembali melanjutkan membaca chapter ketiga. Saya resah, apakah harus melanjutkan membaca buku ini atau tidak; sebab membosankan, saya mampu menerka ending cerita tentang cinta. Namun pada akhirnya saya memutuskan untuk tetap membacanya.
.
.
Pada chapter ketiga, perempuan ini bertemu dengan ombak yang menggulung kedua kaki mungilnya, ditempatnya biasa ia memperingati senja. Sekejap saja, ia ingin hanyut bersamanya.
Ombak tak ayal seumpama benang jahit yang berhasil menelusup masuk kedalam lubang jarum yang kecil. Benang jahit itu ialah cintanya, dan lubang jarum itu ialah hatinya.
Ia akhirnya jatuh cinta lagi.
.
.
Saya melanjutkan kembali untuk membaca chapter terakhir. Saya ingin tahu bagaimana cerita ini akan berakhir.
Dan saya tercengang,
Karena ternyata, ombak lebih mencintai bibir pantai ketimbang perempuan itu.
.
.
Perempuan itupun kembali patah hati. Sejak saat itu, ia benci pantai dan segala isinya.
.
.
Pada chapter ketiga, perempuan ini bertemu dengan ombak yang menggulung kedua kaki mungilnya, ditempatnya biasa ia memperingati senja. Sekejap saja, ia ingin hanyut bersamanya.
Ombak tak ayal seumpama benang jahit yang berhasil menelusup masuk kedalam lubang jarum yang kecil. Benang jahit itu ialah cintanya, dan lubang jarum itu ialah hatinya.
Ia akhirnya jatuh cinta lagi.
.
.
Saya melanjutkan kembali untuk membaca chapter terakhir. Saya ingin tahu bagaimana cerita ini akan berakhir.
Dan saya tercengang,
Karena ternyata, ombak lebih mencintai bibir pantai ketimbang perempuan itu.
.
.
Perempuan itupun kembali patah hati. Sejak saat itu, ia benci pantai dan segala isinya.
No comments:
Post a Comment