Surat dari seorang perempuan kepada kekasih yang akan menikahinya,
Kepada seorang lelaki yang kelak akan menuntunku dalam hidup dan iman,
Yang kamu tidak tahu adalah bahwa saya tidak hanya memberikan semua yang saya miliki kepadamu.
Tidak hanya sekadar kata-kata yang saya rangkai sebagus bouquet pengantin dan semanis es krim rasa cokelat kesukaan kita.
Tidak hanya sekadar cinta yang senantiasa saya sampaikan padamu dalam tiap peluk, saya rela jadi bintang jatuh untuk mengabulkan apapun permintaanmu.
Tidak hanya sekadar keyakinan yang banyak orang pikir saya mainkan dan perasaan orang lain yang turut didalamnya, saya rela menukarnya demi seumur hidup menghabiskan waktu bersama kamu.
Tidak hanya senyum dan tawa yang mungkin perlahan memudar, saya rela kehilangannya demi melihat senyum dan tawa dari wajahmu.
Selamanya bukan waktu yang sebentar, karenanya saya sempat gemetar. Memilih kamu berarti saya harus menerima semua kekuranganmu terutama, sebagai anugerah dan kelebihanmu selanjutnya, sebagai hadiah.
Ketika saya menyerahkan kedua tangan saya untuk kamu gengam, artinya saya bersedia, bahkan untuk kamu lumpuhkan.
Dan ketika kamu telah memiliki apa yang ingin kamu miliki, mencapai apa yang ingin kamu capai, mendapatkan apa yang kamu butuhkan; apalagi yang kamu cari?
Saya hanya berusaha untuk selalu membuat kamu bahagia, karenanya, tolong, jangan berbicara mengenai perasaan saya. Karena cinta saya tidak perlu kamu mengerti, cukup rasakan saja dan tolong dijaga. Sebab saya bukan perempuan baik yang cukup tangguh untuk kamu. Saya adalah pembangkang paling garang yang harus kamu taklukan, tidak hanya hatinya, tidak hanya hidupnya.
Saya adalah saya, dengan apapun dan bagaimana saya, yang mungkin tidak sepenuhnya pernah bisa kamu terima. Sebab menerima adalah bagian berat dalam hidup, sayang.
Sebab itu saya gemetar. Karena pernikahan bukan kelakar, dan hubungan kita tidak sebentar.
Saya cinta kamu, semoga akan selalu seperti itu.
Ketika nanti godaan datang, bersigaplah saling mengingatkan, bahwa kita punya ikatan. Ketika nanti cobaan ganti bertandang, bersiaplah lama-lama, sebab kita masih berpegangan.
Remind me that we'll always have each other, when everything else is gone.
dari perempuanmu, yang dijadikan Tuhan dengan tulang rusukmu